Pengamat: Reuni Akbar 212 Berpengaruh pada Basis Partai Islam

Reporter

Dewi Nurita

Minggu, 2 Desember 2018 17:53 WIB

Ribuan massa Persaudaraan Alumni (PA) 212 memadati ruas jalan MH Thamrin saat acara Reuni Akbar 212 di halaman Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Ahad, 2 Desember 2018. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta–Analis politik Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai Reuni Akbar 212 akan berpengaruh signifikan terhadap perolehan suara partai-partai berbasis massa Islam. “Cukup signifikan pengaruhnya. Akan semakin signifikan bila sentimen ini dijaga dan dimainkan terus,” ujar Pangi saat dihubungi Tempo, Ahad, 2 Desember 2018.

Untuk itu, Pangi menilai, partai politik Islam makin gencar menyakinkan pemilih bahwa mereka memperjuangan kepentingan umat. “Maka kita tidak heran parpol islam maupun non-parpol Islam memakai tagline bela rakyat, bela Islam, bela umat selain ini dipakai parpol Islam seperti Partai Bulan Bintang,” ujar Pangi.

Baca: Pengamat Sebut Reuni Akbar 212 Sarat Kepentingan Politik

Dalam pemilu 2019 ini, ujar Pangi, kemampuan parpol Islam menjaga sentimen dan memainkan isu yang berpihak pada kepentingan umat harus lihai dibaca dan dikelola dengan baik. “Selama itu pula reuni 212 akan mempunyai korelasi terhadap perolehan suara partai berbasis Islam,” ujar dia.

Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Kunto Adi Wibowo berpendapat Reuni Akbar 212 hanya akan memberikan efek kepada partai yang mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, terutama Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional. “Jadi bukan ke partai Islam secara umum,” ujar Kunto saat dihubungi terpisah.

Simak: Massa Reuni Akbar 212 Bubar Setelah Ceramah Bahar bin Smith

Kunto berpendapat Reuni Akbar 212 menjadi salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih presiden. Hal itu terlihat berdasarkan survei yang dilakukan KedaiKOPI pada 15-23 November 2018 dengan 1.317 responden di 27 provinsi dengan suara terbesar. “Sebanyak 20,6 persen pemilih nasional mengatakan bahwa aksi 212 menjadi faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih presiden,” ujar Kunto.

Menurut Kunto kegiatan Reuni Akbar 212 bersifat proselyting alias berkumpul untuk meneguhkan keyakinan. “Jadi mereka yang menjadikan reuni 212 sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan presiden adalah mereka yang sebenarnya sudah tidak mau memilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dan sekarang diteguhkan dan diyakinkan untuk memilih Prabowo,” ujar Kunto.

Berita terkait

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

8 jam lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

3 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

3 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

4 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

8 hari lalu

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.

Baca Selengkapnya

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

10 hari lalu

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

Budi Arie Setiadi mengatakan Tim Cook mengapresiasi hasil pemilu presiden Indonesia atas terpilihnya Prabowo.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

12 hari lalu

Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

Hari ini, 17 April 2019 atau Pemilu 2019 pertama kali Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) dilakukan secara serentak.

Baca Selengkapnya

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

18 hari lalu

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.

Baca Selengkapnya

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

19 hari lalu

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan

Baca Selengkapnya