Dana Saksi Pemilu Diperkirakan Bisa Telan Anggaran Rp 5,1 Triliun

Jumat, 19 Oktober 2018 10:42 WIB

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemerintahan DPR mengusulkan dana saksi untuk pemilu 2019 senilai Rp 3,9 triliun masuk dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2019. Dana saksi tersebut ditujukan bagi saksi dari partai.

Usulan tersebut mendapat kritikan karena bisa menghabiskan biaya yang besar. Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia atau Formappi, Lucius Karus, memprediksi uang untuk para saksi pemilu 2019 itu bisa mencapai Rp 2,5 sampai 5 triliun.

Baca: Gerindra Minta Usulan Dana Saksi Ditanggung APBN Dikaji Matang

Angka tersebut didapat dari hitung-hitungan mengkalikan jumlah partai dengan jumlah saksi dan jumlah tempat pemungutan suara (TPS) beserta ongkos saksi perkepala. “Bila per partai memiliki satu saksi, maka tinggal dikalikan antara jumlah partai dan TPS,” ujar Lucius kepada Tempo melalui pesan pendek pada Jumat, 19 Oktober 2018.

Formappi memiliki dua skenario hitungan dana saksi. Masing-masing dengan dasar hitungan per partai satu saksi dan per partai dua saksi. Dasar hitungan yang berbeda ini dipakai karena dalam Pasal 351 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, tidak disebutkan aturan tentang jumlah saksi secara mutlak.

Jumlah partai yang mengikuti Pemilu 2019 ada 16 partai. Sedangkan jumlah TPS seluruhnya berkisar 805.068 orang. Formappi menghitung bila masing-masing partai memiliki 1 saksi, berarti jumlah saksi total ialah 12.881.088 orang. Adapun ongkos per saksi diasumsikan RP 200 ribu. Maka, bila dikalikan, hasilnya adalah Rp 2,5 triliun.

Sedangkan kemungkinan kedua, bila masing-masing partai memiliki 2 saksi, maka jumlah total saksi untuk Pemilu 2019 ialah 25.762.176. Dari angka ini, jika ongkos per saksi dihitung Rp 200 ribu, maka total dana saksi yang dibutuhkan ialah Rp 5,1 triliun.

Baca: Banggar DPR Bahas Usulan Dana Saksi Pemilu Rp 3,9 Triliun

Dana saksi yang fantastis ini, menurut Lucius, setara dengan bujet untuk membangun rumah-rumah korban bencana gempa di Palu dan Lombok. Ketimbang untuk ongkos politik saksi parpol, dana triliunan itu bisa dialokasikan untuk merehabilitasi hunian-hunian korban terdampak bencana.

Lucius mengatakan dana saksi tak seharusnya ditanggung oleh negara. Sebab, tidak memiliki dasar hukum. Dalam aturan yang berlaku dalam Undang-undang Pemilu dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU), dana saksi tidak ditanggung oleh APBN. "Kalau tiba-tiba diatur di UU dan pengelolaannya diserahkan kepada Bawaslu, maka kacau balau dasar hukumnya,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Baca: NasDem Tolak Usulan Dana Saksi Pemilu 2019 Dibebankan ke Negara

Lagipula mengenai saksi, kata Lucius, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sudah memiliki petugas yang diterjunkan ke TPS-TPS untuk mengawasi jalannya pemungutan suara.

Lucius pun menilai usulan DPR untuk memasukkan dana saksi ke APBN dianggap tidak masuk akal. Ia berpendapat parpol yang tak mampu menanggung beban dana saksi seharusnya tidak mendaftarkan diri untuk menjadi peserta Pemilu 2019. "Kerja parpol paling utama kan mestinya mempersiapkan Pemilu, termasuk memastikan kesiapan dana," ujarnya.

Berita terkait

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

2 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

2 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

3 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

7 hari lalu

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.

Baca Selengkapnya

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

9 hari lalu

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

Budi Arie Setiadi mengatakan Tim Cook mengapresiasi hasil pemilu presiden Indonesia atas terpilihnya Prabowo.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

11 hari lalu

Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

Hari ini, 17 April 2019 atau Pemilu 2019 pertama kali Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) dilakukan secara serentak.

Baca Selengkapnya

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

17 hari lalu

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.

Baca Selengkapnya

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

18 hari lalu

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan

Baca Selengkapnya

Oposisi Korea Selatan Diprediksi Menang dalam Pemilu Legislatif, Jadi Ganjalan untuk Presiden Yoon

18 hari lalu

Oposisi Korea Selatan Diprediksi Menang dalam Pemilu Legislatif, Jadi Ganjalan untuk Presiden Yoon

Partai oposisi utama Korea Selatan dan sekutu-sekutunya diperkirakan akan memenangkan mayoritas dalam pemilihan legislatif

Baca Selengkapnya