TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Barisan Relawan Jokowi Presiden, Roy Maningkas, mengatakan dirinya menjadi relawan karena pemilihan saat ini merupakan momentum untuk melakukan perubahaan bagi bangsa. Selama menjadi relawan, dia mengaku harus lebih ekstra membagi pekerjaan dan pengabdian. "Lebih capek saja, tapi buat kemajuan, ya, enggak apa-apa," kata Roy saat dihubungi Tempo, Kamis, 17 Juli 2014.
Roy menilai, jika Jokowi tidak menjadi presiden saat ini, Indonesia harus menunggu lebih dari satu windu ke depan untuk memperbaiki bangsa. Menurut dia, Jokowi memiliki karakter dan integritas untuk mencapai hal tersebut. (Baca: Jokowi-JK Unggul di Jember)
Indonesia, ujar dia, memiliki banyak orang hebat, cerdas, bahkan kaya raya, tapi mereka banyak yang memiliki kepentingan pribadi. Sedangkan karakter Jokowi merupakan sosok yang less interest, sehingga kepentingan-kepentingan tersebut tidak akan mengintervensi kepemimpinannya. "Idealnya, kaya dan cerdas tetapi tak ada kepentingan pribadi," tutur aktivis 1984-1985 ini. (Baca: Olga Lidya Kawal Suara Prabowo dan Jokowi)
Menjadi relawan merupakan panggilan untuk kebaikan bangsa. Kegiatan yang dilakukan kelompoknya bukan mencari pemilih yang bingung, tapi mengajak masyarakat yang tidak ingin berpartisipasi dalam ranah politik. Banyak masyarakat apolitis yang kami terangkan, kenapa harus ikut memilih dan ruginya jika tidak memilih. "Itu segmen pekerjaan kami," katanya. (Baca: Efek Kampanye di Lumpur Lapindo, Jokowi Unggul)
BARA JP telah melakukan segala upaya dalam mengawal pemilihan presiden. Jadi, strategi pengamanan pada 22 Juli mendatang sebenarnya telah dilakukan. Prinsip relawan, ujar dia, kerjakan apa yang bisa dikerjakan. Masyarakat sudah bisa menilai siapa pemenang pemilihan presiden. "Masalanya sekarang, legawa atau tidak," tuturnya.
SAID HELABY
Berita Terpopuler:
Ahok Rogoh Kocek Rp 4 Miliar untuk Bantu Warga
Syarief Hasan Tak Hadiri Koalisi Merah Putih
Dilaporkan ke Mabes Polri, Jakarta Post Santai
Panglima TNI Tabrak Tameng Prajurit