PKS Akan Ajak Gerindra Bahas Manifesto  

Editor

Zed abidien

image-gnews
Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pks.or.id
Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pks.or.id
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid mengatakan partainya akan mengajak Partai Gerakan Indonesia Raya mendiskusikan isi manifesto Gerindra yang kini tengah disorot publik.

"Soal manifesto itu sesuatu yang perlu didiskusikan. Kami harus memastikan apa yang dimaksud dengan mengembalikan kemurnian agama," kata Hidayat saat dihubungi, Jumat, 2 Mei 2014.

Menurut anggota Tim Lima PKS ini, kepastian diperlukan agar tak ada keraguan partainya dalam membangun koalisi. Namun sejauh ini partainya tak mengindikasikan adanya penyimpangan dalam manifesto itu. Justru isi manifesto tersebut dinilai baik karena menjamin tak adanya penyimpangan yang berujung tindakan anarkis seperti terorisme. (Baca: Manifesto Gerindra Dinilai Langgar HAM)

Untuk sementara, PKS memaknai manifesto Gerindra sebagai upaya mengembalikan agama pada fitrahnya. PKS yakin, apa pun agamannya, jika dilakukan dengan benar, akan mencita-citakan masyarakat sejahtera, aman, dan damai. Keraguan manifesto itu berujung pada fasisme, menurut Hidayat, tak mungkin terjadi karena kehidupan beragama di Indonesia sudah diatur dalam Undang-Undang Dasar. "Tapi bagaimana pun tetap akan kami bahas."

Saat ini, kata Hidayat, pembicaraan antara PKS dan Gerindra sudah semakin intens. Pembicaraan sudah dilakukan antartim. Di PKS ada Tim Lima yang memang dibentuk Majelis Syuro untuk membicarakan peluang koalisi dengan partai lain. Dari Gerindra juga ada tim khusus yang beranggotakan beberapa pengurus harian.

Manifesto Gerindra yang dipermasalahkan itu dimuat dalam buku berjudul Manifesto Perjuangan Partai Indonesia Raya. Pada halaman 40 di bidang agama, Gerindra menyebut negara dituntut untuk menjamin kemurnian ajaran agama yang diakui oleh negara dari segala bentuk penistaan dan penyelewengan dari ajaran agama. Dalam manifesto itu juga tidak disebutkan adanya agama yang tak diakui negara. (Baca: Isi Manifesto Gerindra yang Dianggap Bermasalah)

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menampik jika partainya bakal melemahkan penganut kepercayaan yang tak sesuai dengan agama resmi yang diakui pemerintah. "Bahkan yang seperti ini harus dilindungi," katanya. Menurut dia, pemurnian yang dicantumkan dalam manifesto itu untuk melindungi manipulasi agama di era globalisasi.

IRA GUSLINA SUFA

Berita lain:
Buruh Perusahaan Prabowo Tagih Tunggakan 4 Bulan Gaji
Dosa Hary Tanoesoedibjo pada Hanura
5 Kebiasaan yang Menyebabkan Perut Buncit
Sri Mulyani Tegur Boediono Soal Century
NasDem: Jokowi itu Produk Lokal
Terungkap, Moyes Kecewa Berat pada Bintang MU Ini

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

5 Maret 2018

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) menyampaikan pidato disaksikan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno (kanan) disela Jalan Syukur Jakarta Bersatu di Jakarta, 7 Mei 2017. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan telah mendapat izin Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjadi juru kampanye di Pilkada tiap hari Minggu.


Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

2 Maret 2018

Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, saat menghadiri acara open house di rumah dinas Ketua DPR, Setya Novanto, Jalan Widya Chandra III, Jakarta. 25 Juni 2017. TEMPO/Ahmad Faiz
Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

Fadli Zon mengatakan tawaran agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi ditolak karena akan menimbulkan oligarki.


Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

1 Maret 2018

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

Prabowo mengatakan dirinya akan mendengarkan suara partai soal pencalonannya maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.


Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

1 Maret 2018

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Presiden PKS Sohibul Iman dan Sekretaris Jenderal PAN Eddy Suparno dalam pertemuan di rumah Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 1 Maret 2018. TEMPO/Arkhelaus W.
Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

Prabowo mengatakan akan mendatangi kampanye sebanyak mungkin di Pilkada 2018 Jawa Barat.


Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

27 Februari 2018

Prabowo Subianto (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon (kanan) saat menunggu antrian untuk mencoblos di TPS 02, Desa Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Rabu (9/4). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

Meski Gerindra sudah bergerilya, Prabowo masih belum menyatakan diri akan maju kembali di pilpres 2019.


Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

26 Februari 2018

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat berpidato dalam acara Konferensi Nasional Partai Gerindra di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, 18 Oktober 2017. ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya
Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

Fadli Zon juga menuturkan pencalonan Prabowo sebagai capres merupakan harga mati bagi Partai Gerindra.


Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

26 Februari 2018

Sigi Sebut Prabowo Pesaing Terkuat Jokowi
Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

Menurut Bambang Soesatyo, pertarungan antara Jokowi dan Prabowo pada pemilihan presiden 2014 sempat menimbulkan gangguan dalam kinerja pemerintahan.


Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

24 Februari 2018

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto minum teh di Istana Merdeka, Jakarta, 17 November 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah
Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

Pemilihan presiden 2019 diperkirakan akan membentuk dua poros, yaitu poros Jokowi dan Prabowo.


Ketika Megawati dan Prabowo Kompak Ingatkan KPU Soal Pemilu 2019

19 Februari 2018

Megawati-Prabowo/Tempo
Ketika Megawati dan Prabowo Kompak Ingatkan KPU Soal Pemilu 2019

Megawati dan Prabowo meminta KPU mengelar Pemilu 2019 dengan adil.


Anies Diprediksi Jadi Wakil Prabowo, Gerindra:Masih Fokus Jakarta

16 Februari 2018

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dikukuhkan menjadi pendekar utama kehormatan Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Upacara pengukuhan digelar di gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, 11 Februari 2018. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Anies Diprediksi Jadi Wakil Prabowo, Gerindra:Masih Fokus Jakarta

Jika Prabowo Subianto tidak mengikuti pencalonan presiden di Pilpres 2019, Anies Baswedan berpeluang besar menjadi rival kuat Presiden Joko Widodo.