TEMPO.CO, Jakarta - Political Communication Institute melansir hasil survei yang berfokus pada partai Islam. Menurut Direktur Political Communication Institute, Heri Budianto, mengatakan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mendapat suara tertinggi dibanding calon presiden lain dari partai Islam. "Jusuf Kalla meraih 17,6 persen suara," kata Heri ketika di acara diskusi politik, Ahad, 23 Februari 2014.
Jusuf Kalla disusul Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa (10,8 persen), Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra (9,3 persen), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md. (7,3 persen), dan politikus Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nurwahid (4,2 persen).
Heri mengatakan pemilih Jusuf Kalla didominasi oleh responden dari Indonesia timur. Kalla dinilai positif karena kinerjanya di bidang sosial dan pelayanan masyarakat. Publik menilai Kalla cepat dan tanggap dalam mengambil keputusan serta memberi solusi.
Adapun Hatta dinilai berpengalaman di pemerintah. Sedangkan Yusril dipilih karena dinilai mengerti tata negara. "Mahfud dikenal sebagai tokoh yang berani dan bersih," ujar Heri. Adapun Hidayat dinilai sebagai tokoh yang bersih dan peduli.
Dalam surveinya, Political Communication Institute menggunakan teknik pengumpulan data wawancara secara langsung di 29 provinsi. Survei tidak mencakup wilayah Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Bali, dan Sulawesi Utara. Responden survei berjumlah 1.200. Survei dilakukan pada 15 Januari-15 Februari 2014 dengan metode multistage random sampling. Adapun margin of error survei adalah 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 96,9 persen.
Menurut survei itu, persentase responden yang menilai partai Islam perlu mengajukan calon presiden sendiri adalah 29,7 persen. Adapun 28,3 persen tidak menjawab, 22,2 persen tak tahu, dan 19,8 persen mengatakan tidak perlu. (Simak laman khusus Pemilu 2014)
SUNDARI
Baca juga:
Di Lampung, Pemilu Legislatif Bareng Pemilukada
Pemilu 2014, TPS Khusus Hanya Ada di Penjara
SBY Rapat Tertutup dengan 5000 Kader Demokrat Sulawesi
Ketika Ketua MPR Sindir Jokowi Soal Nyapres