Ratusan pendukung Capres Prabowo Subianto bersorak dan bernyanyi bersama dalam acara syukuran kemenangan Prabowo-Hatta versi hitung cepat sementara di Jakarta, 9 Juli 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti utama Lembaga Survei Nasional (LSN), Ikhsan Rosidi, mengatakan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa membayar lembaganya untuk mengadakan hitung cepat pemilu presiden. Menurut Ikhsan, Prabowo-Hatta tak pernah mengajukan protes atas kesalahan LSN dalam menyajikan hasil hitung cepat.
Ikhsan mengklaim siapa pun kliennya, LSN akan memberikan hasil penelitian atau survei sesuai kenyataan. Untuk hitung cepat, kata dia, hasilnya tak berdasarkan permintaan Prabowo-Hatta. "Ya ketika ternyata berbeda, itulah hasilnya." (Baca juga: Salah Menangkan Prabowo, LSN Adakan Audit Internal)
Dalam wawancara dengan Tempo pada 13 Juli 2014, Ikhsan mengakui diminta kubu Prabowo-Hatta untuk mengadakan hitung cepat. Menurut dia saat itu, Prabowo-Hatta membayar Rp 1 miliar hanya untuk biaya tim lapangan sebesar Rp 500 ribu per tempat pemungutan suara. LSN mengambil sampel di 2.000 TPS. (Baca: Putri Sukarno: 8 Lembaga Pro-Jokowi Disetir Asing)
Jumlah itu, kata Ikhsan, belum termasuk biaya perlengkapan teknologi-informasi dan honor peneliti. "Kalau total nominalnya, biar menjadi rahasia dapur kami," kata Ikhsan.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.