Jokowi-Kalla Diminta Ikutkan Publik Susun Kabinet

Reporter

Editor

Budi Riza

Rabu, 23 Juli 2014 15:43 WIB

Koordinator Kontras Haris Azhar. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil merekomendasikan agar presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla, melibatkan publik dalam penyusunan kabinet. Anggota Koalisi, Haris Azhar, mengatakan keterlibatan publik bertujuan menghindari masuknya "penjahat" dalam kabinet. (Baca: Poempida Tegaskan Belum Ada Pembahasan Kabinet)

"Untuk kesatuan bangsa yang lebih utuh," kata Haris Azhar, yang juga merupakan Koordinator Nasional Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, dalam konferensi pers di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 23 Juli 2014.

Haris mengatakan Jokowi-Kalla harus mempertimbangkan calon pengisi kabinet dengan saksama. Sebab, rakyat sudah mempercayakan amanah kepada mereka. "Rakyat jangan dizalimi," ujarnya.

Selain itu, kata Haris, Jokowi-Kalla disarankan agar tidak mengakomodasi kubu partai politik pro-Prabowo Subianto yang ingin menyeberang. "Patut diduga sebagai upaya masuk ke dalam kekuasaan belaka," katanya. Dia meminta pasangan tersebut membangun pemerintahan yang partisipatif dan egaliter. (Baca: Jokowi Kembali ke Balai Kota)

Anggota Koalisi yang juga merupakan anggota Indonesia Corruption Watch, Donald Fariz, merekomendasikan agar Jokowi-Kalla membangun pemerintahan yang tetap berfokus pada pemberantasan korupsi. "Harus menjadi salah satu skala prioritas," ujarnya. Menurut dia, hal tersulit dalam pemberantasan korupsi ialah implementasinya.

Haris juga menyarankan pasangan presiden-wakil presiden baru tersebut untuk tak memilih tokoh yang pernah terlibat kasus pelanggaran hak asasi manusia dan pelaku diskriminasi. "Penjahat kemanusian tersebut tak layak masuk kabinet," ujarnya.

Donald mengatakan pemilihan Menteri Hukum dan HAM menjadi tolok ukur keberhasilan pertama pemerintahan Jokowi-Kalla. Menurut dia, posisi menteri yang stategis ini harus diisi orang yang tepat. (Baca: Istri Jokowi Yakin Suaminya Jadi 'Orang Besar')

Selain Menteri Hukum, Donald mengatakan, Menteri Dalam Negeri juga menjadi posisi yang sangat strategis dalam pemberantasan korupsi. "Korupsi di level bawah dapat dipantau dari posisi ini," ujarnya. Donald menyebutkan kasus Gubernur Banten Atut Chosiyah sebagai contoh.

Kemarin, Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan Jokowi-Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia terpilih periode 2014-2019. Pasangan mantan Wali Kota Solo dan mantan wakil presiden itu memperoleh suara sebesar 53,15 persen. Adapun perolehan suara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa 46,85 persen.

AMRI MAHBUB











Terpopuler:

Kekejaman Politikus Cantik Israel pada Rakyat Gaza
Ahok Kaget Prabowo Tolak Pelaksanaan Pilpres
Jenderal Budiman Kerap Tak Seirama dengan Panglima
Marshanda Siap Terima Risiko Lepas Jilbab
Marshanda Tanggalkan Jilbab






Advertising
Advertising

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ratifikasi Konvensi Anti-Penghilangan Paksa

10 April 2019

Pentingnya Ratifikasi Konvensi Anti-Penghilangan Paksa

Rencana ratifikasi Konvensi Anti-Penghilangan Paksa sudah kerap didengungkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Kontras: Aparat Keamanan Dominasi Pelanggaran HAM di Sumut

9 Desember 2017

Kontras: Aparat Keamanan Dominasi Pelanggaran HAM di Sumut

Kontras mengungkapkan aparat keamanan diduga menjadi aktor dominan kasus pelanggaran HAM di Sumatera Utara. Kontras menyoroti praktek tidak manusiawi.

Baca Selengkapnya

Kasus La Gode, KontraS: Panglima TNI Baru Harus Tegas

7 Desember 2017

Kasus La Gode, KontraS: Panglima TNI Baru Harus Tegas

KontraS menyebutkan kasus La Gode merupakan teguran yang tepat begi profesionalisme TNI

Baca Selengkapnya

KontraS Desak Dua Institusi Ini Tuntaskan Kasus La Gode

7 Desember 2017

KontraS Desak Dua Institusi Ini Tuntaskan Kasus La Gode

Kasus La Gode menjadi perhatian KontraS.

Baca Selengkapnya

Kontras: Dalam Pelarian, La Gode Curhat Soal Kekerasan

6 Desember 2017

Kontras: Dalam Pelarian, La Gode Curhat Soal Kekerasan

Kontras menemukan bukti bahwa La Gode sempat menemui istrinya pada masa pelariannya. La Gode menceritakan kekerasan yang dialaminya.

Baca Selengkapnya

Kontras Minta TNI Usut Kasus La Gode dengan Transparan

1 Desember 2017

Kontras Minta TNI Usut Kasus La Gode dengan Transparan

Kontras berharap penyelidikan kasus kematian La Gode berjalan transparan, obyektif dan akuntabel.

Baca Selengkapnya

Yusman Telaumbanua, Kisah Kejanggalan Vonis Hukuman Mati

29 Oktober 2017

Yusman Telaumbanua, Kisah Kejanggalan Vonis Hukuman Mati

Kontras meluncurkan film dokumenter tentang Yusman Telaumbanua, pemuda Nias yang divonis hukuman mati oleh pengadilan.

Baca Selengkapnya

Kontras Usulkan Komisi Kepresidenan untuk Tuntaskan Kasus HAM

24 Oktober 2017

Kontras Usulkan Komisi Kepresidenan untuk Tuntaskan Kasus HAM

Komisi Kepresidenan dinilai akan memudahkan Presiden Jokowi dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat.

Baca Selengkapnya