Seorang pengendara sepeda melintas di depan spanduk ucapan selamat atas terpilihnya pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai presiden dan wakil presiden yang terpasang di jalan Kertajaya Indah, Surabaya, Sabtu 12 Juli 2014. Meski Komisi Pemilihan Umum Pusat belum mengeluarkan hasil rekapitulasi akhir suara hasil Pemilu Presiden 2014, pendukung pasangan ini tetap memasang spanduk kemenangan di sejumlah titik jalan di kota Surabaya sejak kemarin. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto, Hatta Rajasa, belum akan memberikan pernyataan atas kemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada pemilihan presiden 9 Juli lalu. “Kami masih 'cooling down' dulu,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat, Bima Arya Sugiharto saat dihubungi, Selasa, 22 Juli 2014.
Menurut Bima Arya saat ini ketua umum PAN itu masih mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan sikap. “Kami masih mencermati keadaan.” Sikap resmi itu kata Bima akan disampaikan dalam waktu yang dekat. “Nanti kalau sudah tepat akan kami sampaikan.”
Berdasarkan hasil rekapitulasi suara nasional yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum malam ini, total perolehan suara untuk Prabowo-Hatta sebanyak 62.576.444 atau 46,86 persen. Sedangkan lawannya, Joko Widodo-Jusuf Kalla meraih 70.997.833 atau 53,15 persen suara. Keputusan ini menegaskan terpilihnya Jokowi-Kalla sebagai presiden dan wakil presiden periode 2014-2019. (Baca: Hatta Cari Waktu Tepat Tanggapi Hasil Pilpres)
Sikap hati-hati Hatta dan PAN ini berbeda dengan yang ditunjukkan Prabowo. Siang tadi, bertempat di Rumah Polonia yang menjadi pos pemenangan Prabowo-Hatta, Prabowo mengumumkan menolak hasil pemilihan presiden. Calon presiden dari Partai Gerakan Indonesia Raya itu menuding telah terjadi banyak kecurangan selama proses pemilu.
Prabowo menyebut, KPU telah lalai dan membiarkan terjadinya ketidakadilan selama proses pemilu. Dia meminta KPU melakukan pemilihan ulang di sejumlah wilayah seperti DKI Jakarta, dan Papua. Saat pengumuman itu Prabowo didampingi Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali.