Aktivis Perempuan Ini Tuntut SBY Bersikap Netral

Reporter

Senin, 21 Juli 2014 13:38 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbuka puasa bersama Calon Presiden Joko Widodo dan Calon Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, 20 Juli 2014. Dalam pertemuan ini, Presiden SBY menekankan pentingnya persatuan bangsa. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Solidaritas Perempuan Wahidah Rustam mengatakan organisasinya menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono netral menjelang pengumuman pemilihan presiden 2014. Presiden, kata Wahidah, berkewajiban untuk tak mempengaruhi opini masyarakat dengan mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. "Ingat, SBY masih menjabat," ujar Wahidah dalam aksi damai di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Senin, 21 Juli 2014.

Menurut Wahidah, sebagai kepala negara, SBY wajib melindungi warga negara dari kesimpangsiuran informasi dan opini. Apalagi informasi itu mengarah pada perpecahan dan kekerasan. SBY, kata Wahidah, juga wajib menjaga proses pilpres berjalan damai hingga penetapan resmi presiden dan wakil presiden terpilih.

Selain presiden, Wahidah juga menuntut Komisi Pemilihan Umum netral. KPU, kata Wahidah, harus mengeluarkan informasi dan keputusan yang benar. “Karena KPU adalah satu-satunya lembaga yang dimandatkan untuk menetapkan hasil resmi pemilihan presiden," katanya.

Solidaritas juga menuntut aparat keamanan dan penegak hukum terus menciptakan rasa aman bagi masyarakat. Penegak hukum harus menindak tegas pihak-pihak yang melakukan provokasi. “Terlebih bagi pihak yang mengintimidasi hasil keputusan KPU.

Aksi solidaritas yang diikuti sekitar 40 perempuan dimulai sejak pukuk 09.45 WIB. Tak hanya berorasi, mereka juga melakukan aksi teaterikal, deklamasi puisi, dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia. "Sebagai gerakan sosial, kami ingin memastikan keterlibatan perempuan dalam mengawal demokrasi," ujar Wahidah. Dalam aksinya ini, Solidaritas Perempuan mengenakan jubah berwarna hitam dan caping tani. Jubah hitam tersebut bertuliskan seruan, "stop diskriminasi terhadap perempuan" atau "wujudkan pemilu damai".

Besok, 22 Juli 2014, merupakan hari penetapan rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum. Kubu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa berencana mengerahkan massa ke KPU. Alasannya untuk mengamankan KPU dari intimidasi pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla berpendapat sebaliknya. Jokowi meminta para simpatisannya untuk tak membanjiri kantor KPU. Bahkan dia mengimbau simpatisannya untuk tak mengenakan atribut kotak-kotak.

AMRI MAHBUB






Terpopuler
Deklarasi Ansharul Khilafah Dukung ISIS Dibubarkan
Dahlan Iskan Tak Berpikir Jadi Menteri Lagi
Jokowi Batal Balik Jadi Gubernur Jika Ini Terjadi
Karena Comal, Pemudik Diminta Berangkat Hari Ini

Berita terkait

KIP Uji Konsekuensi Informasi Data Pemilu KPU Pekan Depan

55 hari lalu

KIP Uji Konsekuensi Informasi Data Pemilu KPU Pekan Depan

Yayasan Advokasi Hak Konstitusional Indonesia (YAKIN) meminta informasi real count (hitung nyata) dalam bentuk data mentah seperti file nilai dipisah

Baca Selengkapnya

Politikus Malaysia dan Timor Leste Pertanyakan KPU soal Pencalonan Gibran Rakabuming

13 Februari 2024

Politikus Malaysia dan Timor Leste Pertanyakan KPU soal Pencalonan Gibran Rakabuming

Politikus Malaysia dan Timor Leste yang tergabung dalam organisasi jaringan anggota parlemen se-ASEAN mempertanyakan pencalonan Gibran Rakabuming.

Baca Selengkapnya

Cara Mencoblos di TPS saat Pemilu 2024 dan Persyaratannya

18 Januari 2024

Cara Mencoblos di TPS saat Pemilu 2024 dan Persyaratannya

Pemilu 2024 akan dilaksanakan pada Rabu, 14 Februari 2024 pukul 07.00-13.00 waktu setempat. Berikut tata cara mencoblos di TPS saat Pemilu.

Baca Selengkapnya

KPU Libatkan BNN Periksa Kesehatan Bebas Narkoba Capres-Cawapres

16 Oktober 2023

KPU Libatkan BNN Periksa Kesehatan Bebas Narkoba Capres-Cawapres

KPU akan melibatkan BNN dalam pemeriksaan kesehatan bakal calon presiden dan wakilnya. BNN masuk dalam tim untuk memastikan para calon bebas narkoba.

Baca Selengkapnya

KPU DKI: 1.859 Bacaleg Memenuhi Syarat Ikut Pemilu 2024

7 Agustus 2023

KPU DKI: 1.859 Bacaleg Memenuhi Syarat Ikut Pemilu 2024

KPU DKI mengumumkan ribuan bakal calon legislatif (bacaleg) memenuhi syarat (MS) dan sisanya, ratusan peminat tidak memenuhi syarat (TMS)

Baca Selengkapnya

KPU Kamboja Coret Satu-satunya Partai Oposisi dari Pemilu

15 Mei 2023

KPU Kamboja Coret Satu-satunya Partai Oposisi dari Pemilu

Dengan dicoretnya partai oposisi dari pemilu Kamboja, maka Partai Rakyat Kamboja yang berkuasa akan maju tanpa lawan.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran Calon Komisioner KPU DKI Jakarta Periode 2023-2028 Dibuka

11 Februari 2023

Pendaftaran Calon Komisioner KPU DKI Jakarta Periode 2023-2028 Dibuka

Masa pendaftaran calon anggota komisioner KPU DKI Jakarta dibuka 10-21 Februarai 2023. Simak materi dan jadwal seleksi anggota KPU DKI.

Baca Selengkapnya

Debus Omnibus

8 Januari 2023

Debus Omnibus

Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu) Cipta Kerja menghidupkan kembali omnibus law yang inkonstitusional bersyarat.

Baca Selengkapnya

KPU Teken MoU dengan Asosiasi Profesi Keilmuan

29 Desember 2022

KPU Teken MoU dengan Asosiasi Profesi Keilmuan

Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum menyaksikan langsung penekenan MoU tersebut.

Baca Selengkapnya

Waswas Nilai Tukar Rupiah

14 Desember 2022

Waswas Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah diperkirakan terus melemah hingga tahun depan.

Baca Selengkapnya