TEMPO.CO, Semarang - Tim pemenangan pasangan calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, wilayah Jawa Tengah kecewa dengan kinerja penyelenggara pemilu, baik jajaran Komisi Pemilihan Umum maupun Badan Pengawas Pemilu. Anggota tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa Jawa Tengah, Riyono, menyatakan pihaknya menemukan banyak penyelenggara, terutama di tingkat kelurahan, yang masih belum taat pada aturan penyelenggaraan pemilu presiden 2014. "Jajaran Bawaslu juga masih lemah dalam melakukan pengawasan," kata Riyono, Senin, 21 Juli 2014.
Riyono mencontohkan di Jepara terjadi praktek politik uang berupa pembagian uang Rp 20 ribu. Selain itu, mereka juga menemukan empat kontainer berisi mi yang diduga akan dibagi ke masyarakat. "Per orang dapat empat bungkus mi dan uang Rp 20 ribu," kata Riyono. (Baca juga: Kata Ical, Timses Prabowo Tak Bakal Akui Kekalahan)
Politikus PKS ini juga menyatakan banyak kepala daerah yang memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan calon presiden. Ia mencontohkan Wakil Bupati Purbalingga Tasdi yang melakukan kampanye di luar jadwal masa kampanye. Tim pemenangan Prabowo-Hatta juga mempertanyakan banyaknya pemilih tambahan di Jawa Tengah yang mencapai 152 ribu orang. Apalagi, jumlah tersebut yang paling banyak ada di Kota Semarang, yakni 26 ribu orang. (Baca juga: Percaya KPU, Anak Amien Rais Beri Selamat ke Jokowi)
Pasangan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla menang telak di Jawa Tengah. Sesuai dengan rekapitulasi perhitungan di KPUD Jawa Tengah, dari 19.445.260 suara sah dalam pemilu presiden 2014 di Jawa Tengah, Jokowi-Jusuf Kalla memperoleh sebanyak 12.959.540 suara atau sebanyak 65,8 persen. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya memperoleh 6.485.720 atau 32,9 persen. Adapun suara tidak sah sebanyak 223.144 suara. (Baca juga : Kubu Prabowo Klaim Miliki Data Lengkap Kecurangan)
Ketua KPUD Jawa Tengah Joko Purnomo menyatakan banyaknya pemilih tambahan dalam pemilu presiden berkorelasi dengan maksimalnya pelayanan kepada para pemilih. "Kalau pelayanan maksimal, maka pemilih tambahan pasti banyak," kata Joko.
Anggota Badan Pengawas Pemilu Jawa Tengah Teguh Purnomo menyatakan sudah maksimal melakukan pengusutan terhadap praktek-praktek kecurangan maupun politik uang dalam pemilu presiden. "Soal adanya mi di Jepara, Bawaslu memang belum bisa mengusut sebab mi tersebut dibagikan pada masa tenang," kata Teguh. Sedangkan kasus Wakil Bupati Purbalingga saat ini sudah diusut. Tim gabungan dengan jaksa dan polisi sudah menyatakan kasus itu memenuhi unsur pelanggaran pidana pemilu.
ROFIUDDIN
Baca juga:
Mahfud Md.: Dua Capres Sama-sama Curang
SBY Klaim Mampu Tengahi Perselisihan di Pilpres
Kalah Telak, Saksi Prabowo Tolak Tanda Tangan
Luhut Berharap Tokoh Muda Pimpin Golkar