Ketua PAN Kritisi Prabowo soal Pemilu Ulang

Reporter

Senin, 21 Juli 2014 06:57 WIB

Prabowo-Hatta bersama tim usai beri keterangan pers terkait hasil hitung cepat sementara di rumah Kertanegara, Jakarta Selatan, 9 Juli 2014. Prabowo deklarasikan kemenangan sementara dirinya atas Jokowi-JK, dari hasil hitung cepat tiga lembaga survei Prabowo unggul yaitu JSI, Puskaptis, dan LSN. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Bima Arya Sugiarto mengkritisi sikap Prabowo Subianto yang ngotot pemilihan presiden diulang. "Tujuannya untuk apa? Dasarnya apa?" kata Bima Arya saat dihubungi melalui telepon selulernya, Ahad, 20 Juli 2014. (Baca di sini: Percaya KPU, Anak Amien Rais Kasih Selamat ke Jokowi)

Bima, yang juga menjabat Wali Kota Bogor, mengatakan sudah saatnya para pemimpin mementingkan bangsa untuk jangka panjang. Ia berharap pemilihan umum ini bisa tercatat dengan baik dalam sejarah. "Jadi, tidak boleh berdasarkan emosi," katanya. (Baca: Prabowo Imbau KPU Hentikan Penghitungan Suara)

Saat konferensi pers di Hotel Four Seasons, Ahad sore kemarin, Prabowo kembali meminta KPU menghentikan penghitungan suara. Menurut Prabowo, perwakilan tim pemenangan di daerah dan tim hukum Prabowo-Hatta menemukan banyak kecurangan seperti yang sudah dilaporkan kepada Badan Pengawas Pemilu. "Kami hanya menuntut apa yang telah dijaminkan oleh undang-undang," kata Prabowo. (Baca juga: Kata Ical, Tim Prabowo Tak Akan Akui Kekalahan)

PAN adalah partai yang dipimpin Hatta Rajasa, calon wakil presiden pasangan Prabowo. Partai ini merupakan satu dari enam partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih, gabungan partai pengusung Prabowo-Hatta. Lantas, apa yang membuat Bima berani mengkritisi Prabowo yang notabene orang yang didukung partainya?

Bima mengatakan yakin hasil perhitungan KPU bisa disikapi secara bijak dan proporsional oleh Prabowo maupun Hatta. Sebab, mereka juga akan memperhatikan kualitas demokrasi di masa yang akan datang. "Saya yakin mereka akan melihat semua ini secara jernih," ujarnya.

TRI SUHARMAN

Berita Lain:
Mahfud Md.: Dua Capres Sama-sama Curang
SBY Klaim Mampu Tengahi Perselisihan di Pilpres
Kalah Telak, Saksi Prabowo Tolak Tanda Tangan
Luhut Berharap Tokoh Muda Pimpin Golkar
Komite Buruh Tolak Rencana Pengawalan Suara
KPU Gelar Rekapitulasi Pemilu Presiden Hari Ini

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

17 Maret 2019

Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

Pada pertengahan Desember 2018, Romy PPP menguak fakta-fakta di balik terbitnya tabloid Obor Rakyat pada pilpres 2014.

Baca Selengkapnya

Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

6 Februari 2019

Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno membantah tengara kubu Jokowi soal keterlibatan konsultan asing dalam pemilihan presiden kali ini.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Konflik Golkar dan PPP Bawa Efek Berantai  

14 Desember 2014

Konflik Golkar dan PPP Bawa Efek Berantai  

Perebutan legitimasi ini juga berpeluang merembet.

Baca Selengkapnya

Kubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai  

9 Desember 2014

Kubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai  

Konflik terjadi di PPP dan Golkar.

Baca Selengkapnya