Sejumlah prajurit TNI AD melakukan simulasi pengamanan pilpres 2014 di Alun-alun Kudus, Jateng, 7 Juli 2014. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Mayor Jenderal Fuad Basya mengatakan tentara akan melakukan simulasi pengamanan penetapan hasil pemilihan umum yang akan digelar pada 22 Juli 2014.
"Jumat, 18 Juli 2014 akan diadakan simulasi di Senayan," kata Fuad ketika dihubungi, Kamis, 17 Juli 2014. Menurut Fuad, simulasi ini bakal berisi semua kondisi yang bakal terjadi dalam penetapan hasil pemilu. "Sudah direncanakan semua," kata dia.
TNI menyiapkan sekitar 55 ribu personel untuk mengamankan penetapan hasil rekapitulasi di Komisi Pemilihan Umum. KPU secara resmi akan menetapkan pemenang antara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sejumlah relawan dan simpatisan juga berencana mendatangi kantor KPU di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, saat pengumuman tersebut.
Tujuan diturunkannya pasukan sebanyak itu dikarenakan TNI ingin hasil pilpres berjalan aman dan lancar. Selain itu, TNI sebisa mungkin ingin menghindari konflik yang terjadi di masyarakat sehingga menimbulkan perpecahbelahan.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.