Joko Widodo tiba di kantor Tempo, Kebayoran baru, Jakarta, 11 Juli 2014. 8 lembaga survei yang mengunggulkan Jokowi-JK dalam hitung cepat Pilpres 2014. Delapan lembaga ini menunjukkan Jokowi-JK menang dengan selisih suara berkisar 1,9 sampai 6,74 persen. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta Lukas Ispandriarno menilai kesadaran politik masyarakat Indonesia mulai terbentuk. Indikasinya, masyarakat ikut terlibat mengawal pemilihan presiden.
"Titik tolaknya adalah sejak Joko Widodo mencalonkan diri," kata Lukas ketika dihubungi pada Rabu, 16 Juli 2014. Menurut dia, sejak Jokowi, sapaan mantan Wali Kota Solo itu, mencalonkan diri sebagai presiden, masyarakat mulai mempelajari rekam jejaknya. (Baca: Loyalis Jokowi Tak Mempan Digempur KampanyeHitam)
Menariknya, Lukas melihat faktor pemicunya justru adalah kampanye hitam yang bertubi-tubi menyerang Jokowi. Dari sana masyarakat mulai penasaran dan mencari tahu kebenaran informasi tersebut. Di sinilah masyarakat mulai membangun dua kutub. Pertama mereka yang menerima isu kampanye hitam dan lainnya yang menolak setelah mencari tahu kebenaran. Kubu lain adalah para pemilih mengambang yang baru menentukan sikap di menit terakhir. (Baca: Tabloid KampanyeHitam Beredar di Masa Tenang)
Euforia semacam ini, menurut dia, punya sisi positif sehingga masyarakat bisa semakin sadar akan hak-hak politiknya. Bahkan, akan lahir generasi kritis yang bisa mengawal pemerintahan. "Buruknya memang gesekan di lapangan, tapi masih bisa dihindari dengan kedewasaan masing-masing," ujarnya. (Baca juga: Relawan Jokowi-JK Temukan Penggelembungan Suara)
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
9 jam lalu
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.