Sejumlah anggota kepolisian melakukan penjagaan usai terjadi pelemparan bom molotov oleh orang tidak dokenal di Kantor Lembaga Survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) di Jalan Warung Jati, Pancoran, Jakarta, 11 Juli 2014. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Kantor lembaga survei Jaringan Suara Indonesia mendapat ancaman teror pada Jumat dinihari, 11 Juli 2014. Kantor mereka yang beralamat di Jalan Warung Jati Timur No 8A, Pancoran, Jakarta Selatan, dilempar bom molotov oleh orang tak dikenal.
JSI adalah satu dari tiga lembaga survei yang memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa melalui quick count atau hitung cepat. (Baca: Prabowo Tuding Hasil Survei Banyak Direkayasa)
"Bomnya dimasukkan ke botol minuman berenergi, dilempar ke dalam kantor," ujar Kanit Reskrim Polsek Pancoran AKP Suroto kepada Tempo. Ia menyatakan tak ada kerusakan dalam kejadian tersebut sebab bom molotov itu tidak sempat meledak.
"Menggelinding masuk ke basement, enggak meledak karena enggak nyala," ujarnya. Ia memastikan benda dalam botol tersebut adalah bom molotov karena terdapat sumbu dan bahan bakar minyak di dalam botol tersebut.
Polisi telah melakukan olah TKP pagi ini untuk mengusut kasus tersebut. Mereka juga telah meminta data rekaman CCTV dari pos satpam kantor tersebut.
"Nanti kami selidiki ini iseng atau bagaimana," ujarnya. Ia menyatakan rencananya mulai siang ini sejumlah saksi mata akan menjalani pemeriksaan di Mapolsek Pancoran. Saksi, termasuk pejabat JSI, juga akan dimintai keterangan untuk menggali motif bila ternyata pelemparan bom molotov ini bukan dilakukan orang iseng.
JSI merekap data bahwa pasangan Prabowo-Hatta unggul dengan perolehan 50,33 persen suara, sedangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla hanya meraup 49,67 persen suara dengan margin of error satu persen. (Baca juga: Integritas 4 Lembaga Survei Pro-Prabowo Diragukan)
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.