TEMPO.CO, Jakarta - Keriuhan seputar pemilihan presiden rupanya tak hanya bisa merusak persahabatan yang dibina bertahun-tahun. Perbedaan pilihan politik ihwal calon presiden favorit masing-masing tak hanya menimbulkan perang status antarkawan di media sosial. Hubungan kekasih yang sudah dibina hampir lima tahun pun bisa kandas gara-gara pesta demokrasi ini.
Agus Purnomo, 26 tahun, merasakan sendiri pengalamannya nyaris putus cinta gara-gara pemilu. Ceritanya, lelaki asal Pulau Bali ini tak bisa mencoblos karena sedang mengemban tugas kerja di Ibu Kota. "Malam sebelum pencoblosan aku bilang pada pacarku, 'Aku golput'," katanya kepada Tempo, Kamis, 10 Juli 2014.
Ia tak menyangka pacarnya akan memberikan respons luar biasa. Sang pacar marah karena Agus beralasan belum mengurus formulir A5, atau surat keterangan pindah tempat pemungutan suara. "Dia bilang, kalau Jokowi sampai kalah gara-gara aku enggak milih, kami putus," ujarnya.
Agus tak memungkiri perasaannya resah bukan kepalang kala itu. Ia khawatir cita-citanya merintis biduk rumah tangga dengan sang kekasih berakhir hanya karena dia tak bisa mencoblos Jokowi. Benar saja, beberapa jam sebelum TPS dibuka, pacar Agus mengirim pesan pendek. Dia minta putus.
Agus mengaku memang lalai mengurus formulir tersebut. Dia beralasan, bukannya tak suka kepada Joko Widodo ataupun Prabowo Subianto, dia bukanlah tipe fanboy kedua calon presiden itu. Agus malah lebih menyukai Ahok, Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Belakangan, hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menyatakan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menang. Ia merasa lega. Cepat-cepat ia mengirimkan sejumlah tautan berita yang memprediksi kemenangan Jokowi berdasarkan hitung cepat lewat pesan pendek kepada pacarnya. "Pacarku membalas, isinya 'Nggak jadi putus deh ya'," ujarnya sambil tersenyum senang. (Baca: Beda Pilihan Capres, Teman Bisa Bertengkar)
AYU PRIMA SANDI
Berita Lainnya:
Ahok Ancam Tempatkan PNS Memble di Pulau
Ahok Bakal Copot 5 Pejabat DKI
7 Kebijakan Jika Ahok Jadi Gubernur
Berita terkait
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaSetya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019
27 Maret 2017
Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaGagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019
22 Maret 2017
Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini
Baca SelengkapnyaTiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses
16 Januari 2017
RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?
10 September 2015
Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaJokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri
28 Oktober 2014
Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi
13 Oktober 2014
Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.
Baca SelengkapnyaFahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR
9 Oktober 2014
"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata
Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari
langsung menjadi lewat MPR.
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi
30 September 2014
Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.
Baca Selengkapnya