Ahli Psikologi Sosial UGM: Prabowo Emosional dan Otoriter  

Reporter

Senin, 7 Juli 2014 19:47 WIB

Capres Prabowo Subianto, dalam acara Dialog Kebudayaan Bersama Capres dan Cawapres di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, 28 Juni 2014. Acara tersebut diselenggarakan oleh Federasi Teater Indonesia (FTI) dan Bale Sastra Indonesia (BSI). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar psikologi sosial dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Koentjoro, menilai calon presiden Prabowo Subianto sebagai sosok yang emosional dan otoriter. Penilaian itu berdasarkan bahasa isyarat tubuh yang diperlihatkan oleh Prabowo selama tampil di hadapan publik.

"Isyarat tubuhnya memperlihatkan Prabowo sebagai seorang commander," ujar Koentjoro saat dihubungi Tempo, Senin, 7 Juli 2014.

Koentjoro menjelaskan hal yang tidak dapat dibantah adalah ketika Prabowo meledak-ledak saat ditanyai mengenai permasalahan hak asasi manusia. Menurut Koentjoro, perilaku seperti itu menunjukkan karakter yang sangat emosional dan seringkali diidentikkan dengan lemahnya pengendalian diri. "Bahasa sederhananya, mudah naik pitam, mudah naik darah," kata Koentjoro.

Sikap otoriter Prabowo, kata Koentjoro, terlihat dari menggambarkan nomor urut satu dengan telunjuk. Secara psikologis telunjuk terkait dengan perintah atau larangan.

Prabowo juga berkali-kali mengacungkan telunjuk dengan gerakan tangan tegas dalam berpidato saat kampanye. Menurut Koentjoro, dengan mengepalkan tangan sebagai simbol angka satu akan lebih menggambarkan semangat dan ketegasan dibandingkan telunjuk yang lebih dimaknai sebagai memerintah. (Baca: Survei Psikolog Gaya Prabowo Otoriter)

Koentjoro membandingkannya dengan simbol dua jari membentuk huruf 'V' yang identik dengan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Simbol semacam itu oleh masyarakat mengidentikkannya dengan tanda damai, peace. Selain itu, simbol dua jari dengan telunjuk dan jari tengah juga diartikan sebagai victory atau kemenangan.

Koentjoro menilai simbol yang digunakan oleh Jokowi lebih nyaman diterima oleh masyarakat. Kesan otoriter juga tidak nampak dari ekspresi dan sikap Jokowi.

Menurut Koentjoro, sosok Jokowi lebih tepat dikatakan sebagai leader. Sedangkan Prabowo adalah commander. Merakyat, blusukan, sederhana, jujur, dan pekerja keras merupakan indikator dari sosok seorang leader. (Baca: Survei Psikolog Lebih Tenang Prabowo atau Jokowi)

Adapun simbol yang digunakan oleh Prabowo tidak dapat hilang dari unsur militeristik yang lebih tepat dinilai sebagai commander. Namun Koentjoro menganggapnya wajar karena Prabowo dibesarkan oleh dunia militer, yang perintah komandan, tidak dapat ditentang. (Baca: Psikolog: Hasrat Berkuasa Prabowo Lebih Besar)

DINI PRAMITA

Terpopuler:
Mengapa Jay Subyakto Tantang Maut demi Jokowi
Lurah Susan 'Mengurung Diri' Sampai 9 Juli
Keluarga Bung Karno Deklarasikan 5K untuk Jokowi
Prabowo Menang, Indeks Saham Bakal Jeblok
Slank: Salam 2 Jari, Konser Kemanusiaan Terbesar

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

5 Maret 2018

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan telah mendapat izin Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjadi juru kampanye di Pilkada tiap hari Minggu.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

2 Maret 2018

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

Fadli Zon mengatakan tawaran agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi ditolak karena akan menimbulkan oligarki.

Baca Selengkapnya

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

1 Maret 2018

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

Prabowo mengatakan dirinya akan mendengarkan suara partai soal pencalonannya maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

1 Maret 2018

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

Prabowo mengatakan akan mendatangi kampanye sebanyak mungkin di Pilkada 2018 Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

27 Februari 2018

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

Meski Gerindra sudah bergerilya, Prabowo masih belum menyatakan diri akan maju kembali di pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

26 Februari 2018

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

Fadli Zon juga menuturkan pencalonan Prabowo sebagai capres merupakan harga mati bagi Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

26 Februari 2018

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

Menurut Bambang Soesatyo, pertarungan antara Jokowi dan Prabowo pada pemilihan presiden 2014 sempat menimbulkan gangguan dalam kinerja pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

24 Februari 2018

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

Pemilihan presiden 2019 diperkirakan akan membentuk dua poros, yaitu poros Jokowi dan Prabowo.

Baca Selengkapnya