Ahmad Dhani Akui Prabowo Marah-marah  

Reporter

Jumat, 4 Juli 2014 07:28 WIB

Penampilan Ahmad Dhani dalam video klip (kiri) dan heinrich-himmler (kanan). spiedel.de, malditoinsolente.com

TEMPO.CO, Jakarta - Musikus Ahmad Dhani Prasetyo mengaku Prabowo Subianto marah-marah ketika melihat efek video klip kampanye yang dibikinnya. Dhani mengklaim kemarahan Prabowo bukan lantaran kecewa dengan hasil video, tetapi marah karena penilaian media asing yang menyerangnya tanpa menggunakan prinsip cover both side. (Baca juga: Survei Psikolog, Prabowo Otoriter)

"Pak Prabowo marah lantaran media asing melakukan black campaign," kata Dhani ketika dihubungi, Rabu, 2 Juli 2014. Menurut Dhani, apa yang dilakukan oleh wartawan asing itu tak ada bedanya dengan wartawan bodrek yang ada di Indonesia. "Mereka tidak ada konfirmasi ke kita," kata dia.

Dhani pun membantah dimaki dan dipukul Prabowo. (Baca di sini: Beredar Kabar Prabowo Pukul Ahmad Dhani) Dhani menilai isu pemukulan itu murahan dan dikutip dari akun Twitter palsu Fadli Zon dan Mahfud Md. "Tweet itu dibuat berita dan ini ulah wartawan bodrek."

Sebelumnya, pengamat pertahanan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jaleswari Pramodhawardani mengaku mendengar kabar Prabowo memukul dan memaki Dhani. Musababnya, kata Jaleswari, Prabowo kecewa atas banyaknya kecaman terhadap video klip Ahmad Dhani yang mengubah lirik lagu We Will Rock You. "(Pemukulan) itu karena Dhani mengenakan baju Nazi Hitler dan jadi berita media besar," kata Jaleswari.

Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Suhardi membantah Prabowo memukul dan memaki Ahmad Dhani. "Tak ada. Saya tidak pernah tahu," katanya. Suhardi mengaku tak pernah melihat secara langsung Prabowo memukul orang-orang di sekitarnya.

Dia membenarkan Prabowo memang keras. Bila ada yang salah, kata dia, Prabowo akan menegur secara verbal. "Pada saat becanda ya humoris, tapi pada saat tegas ya tegas," ujarnya.

HUSSEIN ABRI YUSUF | LINDA TRIANITA

Terpopuler
Buya Syafii Ngeri Lihat Kampanye Hitam ke Jokowi
Ahok Ditolak Masuk ke Masjid di Jakarta
Menteri Hidayat Usul Pajak Tas Hermes Dihapus
Jokowi-JK Banjir Dukungan Lewat Lagu
Diskriminasi, Muslim di Xinjiang Dilarang Berpuasa

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

17 Maret 2019

Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

Pada pertengahan Desember 2018, Romy PPP menguak fakta-fakta di balik terbitnya tabloid Obor Rakyat pada pilpres 2014.

Baca Selengkapnya

Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

6 Februari 2019

Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno membantah tengara kubu Jokowi soal keterlibatan konsultan asing dalam pemilihan presiden kali ini.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Konflik Golkar dan PPP Bawa Efek Berantai  

14 Desember 2014

Konflik Golkar dan PPP Bawa Efek Berantai  

Perebutan legitimasi ini juga berpeluang merembet.

Baca Selengkapnya

Kubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai  

9 Desember 2014

Kubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai  

Konflik terjadi di PPP dan Golkar.

Baca Selengkapnya