Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Indonesia, Jenderal (Purn) Wiranto memberikan keterangan terkait dokumen Dewan Kehormatan Perwira (DKP) di Posko Forum Komunikasi Pembela Kebenaran di Jl HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 18 Juni 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Samarinda - Penasihat tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla, Wiranto, angkat bicara ihwal maraknya kampanye gelap yang ditujukan ke Jokowi. Dia mengaku punya jurus yang andal untuk menangkal kampanye gelap itu, yakni sabar.
"Yang harus dilakukan adalah membentengi masyarakat agar tak percaya dengan fitnah-fitnah yang bertebaran di lingkungan sekitar," kata Wiranto dalam pidato politiknya dalam acara pembacaan ikrar relawan Jokowi-JK di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu, 2 Juli 2014.
Wiranto mengaku mengenal siapa sebenarnya Jokowi. "Jokowi asli Jawa dan dia muslim," tutur Wiranto. Dengan fitnah yang ada, Wiranto mengaku tak bisa mencegahnya. Bahkan polisi juga masih menelusuri.
Pada kesempatan itu, Wiranto mengingatkan agar KPU, sebagai pelaksana pemilu, bersikap netral. Dia kemudian mengibaratkan penyelenggara pemilu seperti seorang wasit yang memimpin pertandingan sepak bola. "Dalam sepak bola, kalau wasit berpihak, susah, dikit-dikit penalti," katanya.
Wiranto juga meminta semua pendukung capres dan cawapres nomor urut 2 tersebut tidak lengah. Setiap orang, ujar dia, harus selalu waspada dengan gerakan-gerakan lawan, khususnya politik uang. "Tapi saya yakin, di sini semua pantang dapat duit. Jangan sampai uang Rp 50 sampai Rp 200 ribu menggadaikan negara selama lima tahun ke depan," tuturnya.