Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional(PAN) Hatta Rajasa berjabat tangan saat deklarasi Capres-cawapres di Rapat kerja Nasional PAN 2014 di Jakarta (14/5). Dalam rakernas ini PAN mendeklarasikan akan mendukung calon presiden Prabowo Subianto dan Cawapres Hatta Rajasa. TEMPO/Seto Wardhana.
TEMPO.CO, Jakarta -Peneliti Lembaga Survei Nasional, Gema Nusantara, mengatakan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa jauh melampaui elektabilitas Joko Widodo-Jusuf Kalla. "Secara umum Prabowo-Hatta unggul atas Jokowi-Jusuf Kalla di Indonesia Barat, dan wilayah-wilayah berpenduduk padat," kata Gema dalam rilis hasil survei lembaganya di Hotel Atlet Century, Ahad, 29 Juni 2014.
Menurut Gema, berdasarkan survei cepat yang digelar LSN pada 22-26 Juni melalui kontak telepon, pasangan Prabowo-Hatta memperoleh 46,6 persen suara dan Jokowi-JK meraih 39,9 persen. Sedangkan 13,5 persen belum menentukan pilihan. Survei dilakukan dengan pada 1.070 responden melalui sambungan telepon dengan margin error sekitar 3 persen. Nomor telepon responden diperoleh dari data nomor telepon responden lima survei sebelumnya.
Gema mengatakan peningkatan suara Prabowo-Hatta disebabkan menguatkanya kepercayaan publik pada figur Prabowo-Hatta. Prabowo-Hatta dianggap memenuhi kriteria capres-cawapres ideal yaitu dari kombinasi TNI-Sipil. Sebanyak 79,8 persen responden menginginkan kombinasi TNI-Sipil. "Capres berlatar belakang TNI ternyata lebih diminati daripada sipil," kata Gema.
Peneliti LSN lainnya, Dipa Pradipta mengatakan selain faktor TNI, mayoritas responden menginginkan capres yang tegas. Sebanyak 32,4 responden memilih capres tegas. Sedangkan capres merakyat hanya menduduki posisi kedua dengan 20,5 persen, capres sederhana 12,3 persen, capres jujur 12,1 persen dan capres cerdas 10,6 persen.
Dipa mengatakan, berdasarkan analisis LSN, tingginya dukungan untuk capres dari TNI karena mayoritas masyarakat ingin mendapatkan rasa aman. Capres dengan latar belakang TNI dianggap mampu menegakkan wibawa pemerintah.
LSN merupakan lembaga survei yang berdiri sejak 17 Juli 2006. Gema mengklaim LSN merupakan lembaga independen dan tergabung dalam Asosiasi Lembaga Survei se-Indonesia (AROPI). LSN merupakan satu dari 56 lembaga survei yang terdaftar di KPU. Sedangkan mengenai pembiayaan Gema mengklaim merupakan dana internal lembaga. Survei ini diklaim tak butuh biaya besar karena tak menggunakan survei lapangan. (Baca: Elektabilitas Jokowi 45 Persen, Prabowo 38,7 Persen)
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.