Jokowi mengunjungi Pondok Pesantren Babussalam, Banjarerojo, Malang, Jawa Timur, untuk memperingati haul Hasyim Ashari dan haul Soekarno, pada 27 Juni 2014. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Madiun - Ribuan pendukung calon presiden nomor urut 2 Joko Widodo kompak meneriakkan yel-yel "tawuran ndeso" atau "berkelahi itu kampungan" saat terjadi kerusuhan di kampanye gubernur non-aktif DKI Jakarta tersebut di Lapangan Rejomulyo, Madiun, Sabtu, 28 Juni 2014.
Tawuran itu berawal dari adu mulut yang terjadi antara petugas keamanan dari panitia dan personel Kepolisian. Penyebabnya, satgas keamanan protes karena rombongan media diperbolehkan menaiki panggung kampanye.
Sebelum polisi berhasil menjelaskan alasan media diberi akses ke panggung, adu mulut segera merembet ke adu fisik dengan cepat. Tawuran di panggung pun pecah hingga ke bawah panggung.
Namun, sebagian pengunjung kampanye yang terdiri dari anak muda dan ibu-ibu tak mau terpancing dengan tawuran tersebut. "Provokator-provokator," kata mereka.
Meski demikian, perkelahian tak kunjung usai hingga para pengunjung ini berteriak, "Tawuran ndeso, tawuran ndeso, tawuran ndeso," kata mereka. Akhirnya, perkelahian pun mereda.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.