Calon presiden pasangan nomor urut dua Joko Widodo (kedua kanan) mengacungkan salam dua jari ketika berkunjung ke sentra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Tuan Kentang, di Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Seberang Ulu Satu, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu 25 Juni 2014. Joko Widodo yang berpasangan dengan cawapres Jusuf Kalla tersebut mengatakan produk-produk ekonomi kreatif dalam negeri seperti kerajinan kain songket dan makanan khas Palembang harus mampu bersaing di pasar internasional dan hal itu merupakan tugas pemerintah untuk mewujudkannya. ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini melakukan verifikasi dan klarifikasi Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla, di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan. Klarifikasi LHKPN ini merupakan tahapan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi capres dan cawapres.
Jokowi turun dari mobil Kijang Innova putih dengan nomor polisi B-1567-PRA pukul 08.58 menggunakan kemeja batik berwarna cokelat. Tak berlama-lama, Jokowi langsung masuk ke gedung KPK sembari tersenyum dan melambaikan tangan ke awak media. Jokowi datang tak bersamaan dengan Kalla karena calon wakil presiden itu masih berada di Aceh. Kalla dijadwalkan mendatangi KPK pukul 14.00.
Juru bicara KPK, Johan Budi, mengatakan lembaganya mengundang Jokowi untuk melakukan verifikasi-klarifikasi harta kekayaan. “Untuk Pak Jokowi nanti jam 9,” kata Johan melalui pesan pendek, Kamis, 26 Juni 2014.
Jokowi tercatat memiliki kekayaan sebesar Rp 27,26 miliar. Jumlah tersebut dilaporkan calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu pada 31 Maret 2012 melalui dokumen LHKPN. (Baca: Jokowi Versus Prabowo, Siapa Lebih Kaya?)
Kekayaan Jokowi terdiri atas harta tak bergerak senilai Rp 23,77 miliar dan harta bergerak seperti kendaraan senilai Rp 499 juta dan logam mulia Rp 361,35 juta.
Harta Jokowi meningkat Rp 9 miliar dari harta dalam LHKPN yang dilaporkan dua tahun sebelumnya. Pada 2010, Jokowi mencatatkan kekayaan sebesar Rp 18,4 miliar. Menurut Jokowi, tambahan kekayaan itu disumbang oleh peningkatan nilai tanah dan bangunan yang dimiliki berdasarkan nilai jual obyek pajak. “Kalau jumlah tanah dan bangunannya justru berkurang,” kata Jokowi saat diwawancara sebagai Wali Kota Solo, Juni 2012.
