Klaim Biayai Obor Rakyat, Gaji Setiyardi Rp 11 Juta

Reporter

Kamis, 26 Juni 2014 06:51 WIB

Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono tiba memenuhi panggilan pemeriksaan di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 23 Juni 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Penggagas tabloid Obor Rakyat Setiyardi Budiono mengklaim membiayai sendiri penerbitan tabloidnya yang dicetak hingga 100 ribu eksemplar. Klaim ini banyak diragukan kebenarannya. Sebab, biaya untuk pengiriman ke berbagai pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah saja mencapai Rp 200 juta.

Lalu, berapa sebenarnya gaji bulanan Setiyardi sebagai asisten Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan dan Otonomi Daerah Velix Wanggai? Dari penelusuran Tempo diperoleh informasi gaji bulanan Setiyardi adalah Rp 11.746.500. Rinciannya, tunjangan kinerja sebesar Rp 8.659.000 dan tunjangan jabatan Rp 3.087.500.

Selain jadi asisten Velix, Setiyardi juga dekat dengan Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam Andi Arief. Menurut sumber Tempo, Andi Arieflah yang membawa Setiyardi bekerja di gedung Sekretariat Negara dan menempatkannya di bawah Velix. Andi, Setiyardi, dan Velix belum bisa dimintai konfirmasi. (Baca: Polisi Tak Bisa Cegah Peredaran Obor Rakyat)

Setiyardi tersinggung saat ada yang meragukan kemampuanya membiayai pencetakan tabloid yang mendeskreditkan calon presiden Joko Widodo itu.

"Itu menghina saya. Menganggap saya tidak mampu membiayai penerbitan," katanya seusai diperiksa di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Senin, 23 Juni 2014.

Setiyardi mengklaim menerbitkan Obor Rakyat dilakukannya setelah cuti sebagai asisten Velix.

"Secara etika, saya tidak boleh melibatkan institusi. Ini adalah pekerjaan pribadi," tuturnya, sembari menyatakan dirinya bebas berkarya lantaran tidak berstatus pegawai negeri.

Setiyardi mengaku menerbitkan tabloid itu lantaran merasa dibohongi calon presiden Joko Widodo yang pernah berjanji membenahi Jakarta sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Sabtu dua pekan lalu, Setiyardi mengaku bertanggung jawab atas penerbitan tabloid tersebut. Menurut dia, Obor Rakyat dicetak 100 ribu eksemplar per edisi, masing-masing 16 halaman. Setiap eksemplar, ujar dia, dicetak dengan biaya Rp 1.000 rupiah. “Biayanya murah karena jumlah halamannya tak banyak,” katanya. Kini, Obor Rakyat sudah memasuki edisi keempat.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pers Indonesia Bagir Manan mengatakan Obor Rakyat tidak layak dikatakan sebagai produk pers. Konsekuensinya, sang pemilik bisa dilaporkan ke kepolisian lantaran tulisan kontroversial yang dimuat tabloidnya.

"Apabila ada yang melapor, akan terjadi delik aduan yang bersifat pidana," kata Bagir saat dihubungi Jumat lalu.

Bagir mengatakan tabloid ini tidak memiliki badan hukum pers sebagai syarat utama untuk disebut sebagai produk pers. Selain itu, tutur dia, cara yang ditempuh Obor Rakyat untuk mendapatkan data atau tulisan tidak layak dikatakan sebagai kerja jurnalistik karena bersifat menuding dan tidak memberi kesempatan kepada tertuduh untuk melakukan klarifikasi. (Baca: Pesaing Obor Rakyat Dicetak 500 Ribu Eksemplar)

NURHASIM | AMOS SIMANUNGKALIT






Berita Lain
Goenawan Mohamad: Media Tak Harus Netral

Glenn Fredly Kecewa Dhani Pakai Baju Mirip Nazi

Himmler, Pejabat Nazi yang Ditiru Ahmad Dhani

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.

Baca Selengkapnya

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.

Baca Selengkapnya

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.

Baca Selengkapnya