Seorang pendukung calon presiden Joko Widodo, mengacungkan kedua tangannya saat Jokowi memparakan jawabannya pada debat capres sesi tiga yang diselenggarakan di Hotel holiday Inn Kemayoran, Jakarta (22/06). Dalam Debat Capres Sesi 3 kali ini mengangkat tema ketahanan nasional dan politik internasional. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Pusat Kajian (Pusaka) Trisakti Fahmi Habcyi mengatakan pernyataan calon presiden Joko Widodo mengenai dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina berpotensi merebut suara dari simpatisan dan kader partai Islam pendukung Prabowo Subianto.
Alasannya, dukungan politis dan diplomatis Indonesia terhadap rakyat Palestina hampir selalu menjadi jargon perjuangan partai Islam, seperti Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Persatuan Pembangunan. "Kecuali jika para elite partai itu memang terjangkit penyakit pragmatis dan munafik," kata Fahmi dalam keterangan tertulis kepada Tempo, Selasa, 24 Juni 2014. (Baca juga: Dubes Senang Jokowi Angkat Isu Palestina)
Fahmi menuturkan sikap politik internasional yang disampaikan Jokowi saat debat capres pada Ahad, 22 Juni 2014, itu mengejutkan tokoh organisasi masyarakat Islam. Tak hanya mendukung kemerdekaan Palestina, Jokowi juga mendukung Palestina menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam debat putaran ketiga yang bertemakan "Politik Internasional dan Ketahanan Nasional" itu.
Pernyataan Jokowi, kata Fahmi, "membuka mata" tokoh Islam yang terbuai oleh janji Prabowo untuk mengutamakan kepentingan umat Islam pada masa mendatang. Menurut dia, Jokowi telah mengikuti sikap politik presiden Sukarno yang terang-terangan melawan pendudukan Israel di tanah Palestina. "Jokowi melawan mainstream elite yang setengah hati mendukung Palestina," ujar Fahmi.
Fahmi berujar dukungan terhadap Palestina tak semata karena kebanyakan rakyatnya beragama Islam. Dukungan ini bertujuan memperjuangkan perampasan hak bangsa, agama, dan ras yang dieksploitasi. "Dukungan ini cerminan penolakan Jokowi terhadap penistaan kemanusiaan," kata Fahmi.