Prabowo Kerap Diungkap Soal Kelemahan, Apa Saja?  

Reporter

Jumat, 6 Juni 2014 11:15 WIB

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto tiba di kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera di Jalan TB Simatupang, Jakarta, Sabtu (17/5). TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang pemilihan presiden 9 Juli mendatang, kampanye hitam dan negatif makin gencar menyerang dua kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Media sosial ramai membicarakan kampanye ini, termasuk yang ditujukan kepada Prabowo Subianto. Berikut daftar kampanye hitam dan negatif yang diterima oleh calon yang diusung partai Gerakan Indonesia Raya, Golkar, Partai Bulan Bintang, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional itu.

Menurut hasil survei Politicawave.com yang dilansir pada 4 Juni 2014, kampanye hitam yang dialamatkan untuk Prabowo adalah soal kewarganegaraan ganda dan video pemukulan di KPU.Kampanye hitam yang dialamatkan ke Prabowo mencapai 13,5 persen. Sedangkan kampanye negatif yang dituduhkan pada Prabowo-Hatta mencapai 86,5 persen.

Direktur Eksekutif Politicawave.com menjelaskan kampanye hitam lebih berisi informasi bohong dan tak dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan kampanye negatif adalah fakta tentang kekurangan dan kelemahan masing-masing pasangan. Di media sosial kedua isu ini berkembang melalui pembicaraan terbuka, baik oleh pendukung ataupun masyarakat umum. Berikut ini serangan itu.

1. Kepemilikan dua kewarganegaraan

Kantor berita Associated Press pada 22 Desember 1998 melaporkan soal “hadiah” kewarganegaraan dari Yordania kepada Prabowo. Laporan itu juga mengkonfirmasi status kewarganegaraan baru Prabowo itu ke kantor Perdana Menteri Fayez Tarawneh. Menurut pejabat yang berwenang, permintaan kewarganegaraan yang diajukan Prabowo diterima oleh kerajaan pada 10 Desember 1998.

Adik Prabowo, Hashim Djojokusumo, mengaku bangga dengan status itu. Menurut dia, kewarganegaraan itu merupakan anugerah atas jasa-jasa Prabowo dalam memajukan dunia Islam. Prabowo sendiri dalam suratnya yang dimuat berbagai media di Jakarta mengaku "tak bisa menerima" kewarganegaraan Yordania tersebut.

Komisi Pemilihan Umum tak mempermasalahkan kabar itu. Komisi memutuskan Prabowo memenuhi syarat sebagai calon presiden.

2. Isu HAM dan Penculikan

Isu pelanggaran hak asasi manusia dan penculikan sudah mulai terdengar saat Prabowo menjadi pasangan Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan presiden 2009. Prabowo dinilai turut bertanggung jawab atas penculikan dan penghilangan aktivis pada tahun 1997-1998. Ia dipecat dari jabatannya sebagai Komandan Jenderal Pasukan Khusus karena hal ini. Prabowo juga menolak panggilan Komnas HAM untuk mengklarifikasi hal ini.

Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Fadli Zon membantah hal ini. Ia yakin Prabowo tak pernah melanggar HAM. "Saya yakin Pak Prabowo nol persen terlibat pelanggaran HAM," katanya, Sabtu, 26 April lalu.

3. Keluarga yang Tak Harmonis

Prabowo belum menikah lagi setelah bercerai dengan Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto pada 1998. Mereka sebelumnya menikah pada 1983. Titiek adalah anak keempat Soeharto yang lahir pada saat Soeharto menjabat sebagai Panglima TT-IV/Diponegoro. Pasangan ini dikaruniai seorang anak, Didiet Prabowo. Didiet menghabiskan sebagian masa sekolahnya di Boston, AS.

Soal pendamping ini menjadi bahan pembicaraan. Keberadaan presiden tanpa ibu negara bagi sebagian kalangan dianggap kurang lengkap atau sedikit aneh.

Okke Hatta Rajasa, istri Hata Rajasa, mengakui status Prabowo yang duda dan kerap menjadi bahan kampanye negatif untuk menyerang calon presiden itu tak mengancam elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta. Ini ditunjukkan dengan dukungan kaum perempuan kepada kubu Prabowo-Hatta yang cukup besar. "Untuk itu, kami deklarasikan dukungan kaum perempuan yang bernaung dalam Perempuan Pendukung Prabowo-Hatta," ujarnya kemarin.

4. Perilaku Tempramental

Prabowo disebut-sebut suka berperilaku gampang marah dan melakukan kekerasan. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara A.M. Hendropriyono yang pernah menjadi atasan Prabowo juga menyebut mantan Danjen Kopassus itu tempramental, cenderung psikopat, dan agak gila.

Video berjudul "Capres Prabowo Memukul Orang di KPU" juga beredar di YouTube. Dalam video itu, terlihat massa yang saling dorong-mendorong saat pendaftaran pasangan Prabowo-Hatta Rajasa sebagai calon presiden dan wakil presiden tersebut. Prabowo yang mengenakan kemeja putih selintas terlihat melayangkan pukulannya ke arah pria yang mengenakan baju biru.

Wakil Sekjen Dewan Pengurus Pusat Partai Gerindra Sudaryono menganggap ini hanyalah sebuah fitnah. Menurut dia, saat itu Prabowo bukan sedang memukul seseorang, tapi menjulurkan tangannya untuk memegang pagar agar tak terdorong.

Adapun Hashim, adik Prabowo, mengakui kakaknya bertemperamen tinggi. Namun, ia menilai temperamen tersebut cepat turun beberapa saat setelah marah-marah. "Dia ibarat Gunung Merapi, meletus lalu sejuk," kata Hashim, Senin lalu.

5. Punya Banyak Utang

PT Kertas Nusantara, perusahaan yang dipimpin Prabowo, disebut-sebut punya utang Rp 14 triliun. Namun, Direktur Utama PT Kertas Nusantara Pola Wilson membantah tudingan ini. Menurut dia, tuduhan tersebut hanya bertujuan untuk menjatuhkan nama Prabowo

NUR ALFIYAH

Berita Terpopuler:
Kuburan 796 Anak Ditemukan di Septic Tank Gereja
Penyerang Umat Katolik Bawa Samurai dan Penyetrum
10 Fakta Unik tentang Yakuza
Besok, SBY Lantik Lukman Hakim sebagai Menteri
Yakuza Paksa Tunawisma Bekerja di PLTN Fukushima











Advertising
Advertising

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

5 Maret 2018

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan telah mendapat izin Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjadi juru kampanye di Pilkada tiap hari Minggu.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

2 Maret 2018

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

Fadli Zon mengatakan tawaran agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi ditolak karena akan menimbulkan oligarki.

Baca Selengkapnya

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

1 Maret 2018

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

Prabowo mengatakan dirinya akan mendengarkan suara partai soal pencalonannya maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

1 Maret 2018

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

Prabowo mengatakan akan mendatangi kampanye sebanyak mungkin di Pilkada 2018 Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

27 Februari 2018

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

Meski Gerindra sudah bergerilya, Prabowo masih belum menyatakan diri akan maju kembali di pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

26 Februari 2018

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

Fadli Zon juga menuturkan pencalonan Prabowo sebagai capres merupakan harga mati bagi Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

26 Februari 2018

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

Menurut Bambang Soesatyo, pertarungan antara Jokowi dan Prabowo pada pemilihan presiden 2014 sempat menimbulkan gangguan dalam kinerja pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

24 Februari 2018

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

Pemilihan presiden 2019 diperkirakan akan membentuk dua poros, yaitu poros Jokowi dan Prabowo.

Baca Selengkapnya