Pengusaha Hashim Djojohadikusumo saat putusan majelis hakim dalam sidang di PN Solo, Jateng, Rabu (14/1). Hashim divonis tidak bersalah dalam kasus pemindahan dan penyimpanan enam arca Museum Radyapustaka secara ilegal. ANTARA/Andika Betha
TEMPO.CO,Jakarta - Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan pengakuan Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subainto, telah menggerojokkan Rp 52,5 miliar untuk biaya kampanye Jokowi dalam pemilihan gubernur pada 2012 bukanlah kampanye hitam.
"Berpotensi multitafsir karena Pak Hashim setengah-setengah informasinya," katanya ketika dihubungi Tempo, Senin, 2 Juni 2014.
Menurut dia, Hashim hanya ingin membicarakan fakta yang terjadi. Ia menilai pengakuan Hashim justru menjadi momentum bagus untuk pendidikan politik agar mengedepankan transparansi dan kejujuran. "Pak Hashim harus membuka seutuhnya." (Baca: Dituding Adik Prabowo Berbohong, Ini Kata Jokowi)
Sebelumnya, dalam diskusi visi-misi calon presiden di Persatuan Gereja Indonesia di Jakarta, Senin, 2 Juni 2014, Hashim mengaku dibohongi Jokowi selama 1,5 tahun terakhir. Hashim memprotes Jokowi yang tetap menjadi calon presiden dari PDI Perjuangan padahal dia yang membaiyai kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012.
Hasim menuturkan Jokowi terus-menerus datang ke kantornya tiap pekan selama dua-tiga bulan. Ia pun menggelontorkan dana Rp 52,5 miliar untuk dana kampanye Jokowi.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.