TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Eva Kusuma Sundari menampik partainya telah menginstruksikan agar para kader mengawasi khutbah di setiap masjid di Tanah Air. Eva menegaskan PDI Perjuangan tidak pernah mengeluarkan instruksi seperti itu.

"Saya kaget. Saya bingung kok malah seperti ini," kata Eva, yang mengaku kecewa dengan pemberitaan salah satu media massa, ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 31 Mei 2014.

Eva menjelaskan ada kampanye hitam yang mendiskreditkan Joko Widodo, bakal calon presiden dari PDIP, di sebuah masjid di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Sehingga, kata Eva, para kader berusaha mencari kebenarannya. "Tapi pesan singkat soal rencana pemantauan bocor ke publik," ucapnya. (Baca: JK Sebut Surat Jokowi ke Jaksa Kampanye Hitam)

Terkait masalah ini, Eva mengatakan PDIP telah meminta Dewan Pimpinan Cabang Jakarta Timur untuk mengumpulkan bukti-bukti kampanye hitam. "Kami akan serahkan ke Pengawas Pemilihan Umum. Masyarakat harus mewaspadai kampanye hitam," ujar perempuan kelahiran Nganjuk, Jawa Timur, itu.

Ketua DPC PDIP Jakarta Timur William Yani pun senada dengan Eva. Dia mengaku terkejut dengan pemberitaan tersebut di media massa. "Itu diputarbalikan. Tidak benar ada instruksi agar para kader mengawasi khutbah di setiap masjid," ujar William saat dihubungi Tempo.

Di sebuah masjid di Pasar Rebo, ucap William, memang ada kampanye hitam yang menyudutkan Joko Widodo. Para kader, William mengatakan, meminta saran kepadanya dalam menanggapi kampanye hitam tersebut. "Saya bilang, ya kita pakai baju kotak-kotak sebagai bentuk dukungan ke Jokowi. Tapi, saya bingung kok beredarnya seperti ini," ujarnya.

SINGGIH SOARES