Visi Ekonomi Jokowi-JK Dianggap Lebih Realistis

Jumat, 30 Mei 2014 08:26 WIB

Wakil Ketua Umum KADIN bidang Kebijakan Moneter, Fiskal dan Publik Hariyadi B. Sukamdani selaku saksi yang diajukan pihak pemohon seusai memberikan kesaksian pada sidang lanjutan uji materi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) di gedung Mahkamah konsitusi, Jakarta, Selasa (17/4). ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal dan Publik, Hariyadi B. Sukamdani, menilai visi misi ekonomi yang diusung calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla lebih realistis ketimbang yang dibawa oleh Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Kalau visi misi Prabowo Subianto itu mengakomodir semua permintaan buruh, tapi tidak melihat kepentingan ekonomi nasional," kata Hariyadi ketika dihubungi, Kamis malam, 29 Mei 2014. (Baca: Kata Prabowo Soal Subsidi BBM Sampai KPK)

Sebelumnya, juru debat Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Viva Yoga Mauladi, mengatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Hatta menggenjot penerimaan negara dari pajak dan cukai sehingga diharapkan subsidi energi akan lebih tepat sasaran dan berkeadilan. Namun, hingga kini Prabowo-Hatta tengah mencari formula teknis untuk menerapkan kebijakan pajak dan cukai tersebut.

"Sedang digodok agar tidak membebani masyarakat dan berprinsip keadilan," kata Viva saat dihubungi, Selasa lalu. Pertimbangan pengurangan subsidi ini karena melihat kenyataan bahwa subsidi BBM salah sasaran. "Masih banyak orang kaya yang menikmati. Mereka tidak sadar itu bukan haknya."

Dalam dokumen visi misi yang sudah diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum beberapa waktu lalu, calon presiden Prabowo Subianto menginginkan pendapatan per kapita naik menjadi Rp 60 juta dari tahun lalu Rp 36,5 juta. Sedangkan Joko Widodo punya visi menurunkan tingkat kemiskinan menjadi 5-6 persen pada 2019.

Lebih jauh, Hariyadi mengatakan realisasi platform ekonomi kedua capres yang sebetulnya bertujuan baik itu nantinya akan berpulang pada karakter si pemimpin. “Jadi, semuanya bakal kembali ke karakter orangnya," tuturnya. (Baca: Konsep Tol Laut Jokowi Picu Kontroversi)

Terkait dengan visi misi kedua calon di bidang perpajakan, Hariyadi melihat kedua calon presiden sama-sama ingin menggenjot penerimaan negara. Prabowo secara gamblang menuliskan hendak meningkatkan rasio penerimaan pajak dari 12 persen menjadi 16 persen terhadap Produk Domestik Bruto.

Di lain pihak, Jokowi tak mencantumkan secara tersurat visinya soal perpajakan. "Jokowi memang tidak memasukkan visi misi bidang pendapatan negara. Tapi pasti dia bakal menggenjot pendapatan," kata Hariyadi.

KHAIRUL ANAM

Berita terpopuler:
Didit Hediprasetyo, Putra Prabowo yang Mendunia
Kivlan Zein Ancam Adukan Komnas HAM ke Ombudsman
Cadbury Berbabi, Muslim Indonesia Diminta Waspada
Dukung Jokowi-JK, Solihin: Ingin Pemerintah Bersih





Berita terkait

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

1 hari lalu

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Alasan Bea Cukai menahan 9 supercar milik pengusaha Malaysia, Kenneth Koh

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

2 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

4 hari lalu

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

Banjir menyebabkan jalan nasional di Sumatera Barat terputus. Kadin khawatir akan terjadi ancaman pada pasokan komoditas.

Baca Selengkapnya

Kadin Indonesia Bentuk Lembaga Mediasi Sengketa Bisnis

10 hari lalu

Kadin Indonesia Bentuk Lembaga Mediasi Sengketa Bisnis

Kadin Indonesia fasilitasi penyelesaian sengketa bisnis lewat lembaga mediasi baru. Layanan ini gratis bagi UMKM.

Baca Selengkapnya

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

10 hari lalu

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

Waketum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar, menyebut bahwa ketersediaan air harus jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

11 hari lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

15 hari lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

15 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

16 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

17 hari lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya