TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia sekaligus penanggung jawab tes kesehatan calon presiden dan wakil presiden, Zaenal Abidin, adalah dokter yang langganan memeriksa calon pemimpin negara. Pada beberapa kesempatan, dia menjumpai kelakuan aneh yang dilakukan calon presiden dan wakil presiden.
Salah satunya kisah unik itu terjadi pada Pemilu 2004. Dia bercerita, ketika itu ada seorang kandidat yang mendadak minta dipanggilkan ajudan. Padahal, kandidat tersebut baru selesai diambil sampel darah tahap pertama. Keinginan tersebut tentu tidak bisa dipenuhi karena kandidat dilarang berhubungan dengan orang lain selama pemeriksaan. Belakangan diketahui kandidat itu minta dibelikan singkong goreng.
"Mungkin karena lapar akibat semalaman harus berpuasa," kata Zaenal menceritakan kejadian itu di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Rabu, 21 Mei 2014.
Cerita lucu lain terjadi pada Pemilu 2004. Ketika itu seorang kandidat memohon agar selalu didampingi istri saat diperiksa. Mendengar permintaan itu, Zaenal dan dokter lainnya langsung menolak dengan baik-baik. Berdasarkan aturan yang disepakati bersama Komisi Pemilihan Umum, kandidat memang dilarang bertemu orang lain selama pemeriksaan. (Baca: Daftar Tim Dokter Pemeriksa Kesehatan Capres).
Kisah unik yang berkaitan dengan istri terjadi pada pemilihan presiden 2009. Ketika itu, seorang kandidat meminta izin agar selalu didampingi istri selama proses pemeriksaan yang bisa berlangsung selama delapan jam itu. Mendengar permintaan itu, Zaenal dan tim dokter sempat kebingungan. Sejurus kemudian, kandidat itu langsung tertawa. "Rupanya permintaan tersebut hanya bercanda. Kami semua tertawa saat itu," ujarnya.
Ada juga seorang kandidat yang sedikit membandel. Salah satu kandidat, kata Zaenal, menolak diperiksa di rumah sakit yang sudah ditunjuk. Kandidat tersebut beralasan sudah melakukan medical check-up di Singapura. Permintaan itu dengan tegas ditolak tim dokter. Musababnya, nota kesepahaman antara Ikatan Dokter Indonesia dan Komisi Pemilihan Umum mewajibkan pemeriksaan dilakukan di rumah sakit yang telah disepakati. Kandidat itu pun akhirnya bisa dibujuk untuk diperiksa di Indonesia setelah melewati diskusi yang alot. (Baca: Tes Kesehatan, Capres Dicek Urine hingga Jantung)
Zaenal mengatakan banyak calon presiden dan wakil presiden yang sangat tegang saat menjalani pemeriksaan. Namun, terkadang ada peristiwa yang bisa memantik tawa sehingga mampu mencairkan suasana yang tegang tersebut. Ia mengatakan tim dokter yang dipilih merupakan dokter yang terbaik di bidangnya masing-masing sehingga tidak perlu meragukan keakuratan hasil pemeriksaan. Selain itu, tim dokter ini juga merupakan dokter yang sangat berpengalaman sehingga sudah tahu bagaimana trik untuk membangun suasana yang nyaman dan akrab dalam melakukan pemeriksaan terhadap pasiennya.
DINI PRAMITA
Terpopuler
Ahok 'Semprit' Jokowi dan Prabowo
Wisnu Tjandra Hilang, Tomy Winata Belum Diperiksa
Pimpinan KPK Batalkan Rapat Bahas Abraham Samad
Berita terkait
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba
36 hari lalu
Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.
Baca SelengkapnyaMengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19
13 Maret 2024
Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaIDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba
3 Maret 2024
PB IDI mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap DBD di musim pancaroba seperti sekarang.
Baca SelengkapnyaIDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni
3 Maret 2024
IDI peringatkan potensi peningkatan kasus demam berdarah hingga di musim pancaroba
Baca SelengkapnyaPemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah
23 Februari 2024
Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis
Baca SelengkapnyaPrabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?
8 Februari 2024
IDI dan IDAI menilai rencana Prabowo mendirikan 300 Fakultas Kedokteran Prabowo bukan solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaRokok Elektrik Kena Pajak Mulai 1 Januari 2024, Ketahui Bahaya Memakainya
3 Januari 2024
Rokok elektrik mulai dikenai pajak pada 1 Januari 2024. Apa bahaya dan efek samping memakai rokok elektrik bagi kesehatan?
Baca SelengkapnyaKPU Akan Memilih Petugas KPPS Berusia Maksimal 50 Tahun
12 Oktober 2023
Ketua KPU Hasyim Asyari mengatakan mitigasi kematian pada petugas KPPS akan menjadi perhatian KPU. Terutama bukan berusia 50 tahun ke atas.
Baca SelengkapnyaKPK Sebut Lukas Enembe Ganggu Kenyamanan Tahanan Lain dan Tak Disiplin Konsumsi Obat
5 Agustus 2023
KPK menerima surat dari tahanan lain yang mengeluhkan keberadaan Lukas Enembe.
Baca SelengkapnyaSaran IDI untuk Cegah Kasus Bullying Dokter Residen
24 Juli 2023
Praktik perundungan atau bullying dokter residen sudah puluhan tahun tidak pernah berani diungkapkan.
Baca Selengkapnya