Ramadhan: Paling Aman, Demokrat-Golkar Berkoalisi  

Reporter

Minggu, 18 Mei 2014 05:21 WIB

Ketua Umum partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono melemparkan bola kepada simpatisan saat berlangsung kampanye terbuka partai Demokrat di Stadion Luar Kanjuruhan Malang, Jawa Timur (22/3). TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan opsi koalisi yang aman bagi partainya adalah bergabung dengan Partai Golongan Karya. "Paling aman memang dengan Partai Golkar. Itu paling rasional, karena waktu yang mepet harus memutuskan calon presiden yang diusung," kata Ramadhan ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 17 Mei 2014.

Saat ini dua kubu besar koalisi partai yang sudah terbentuk yakni poros PDI Perjuangan--bersama PKB, Partai NasDem, dan Partai Hanura--serta poros Partai Gerindra bersama PAN, PPP, dan PKS. Poros PDI perjuangan mengusung calon presiden Joko Widodo dan poros Partai Gerindra mengusung Prabowo Subianto. (Baca: Demokrat Ingin Ical Jadi King Maker, Bukan Capres)

Terkait dengan arah koalisi dengan Partai Golkar, Ramadhan mengatakan Demokrat masih mempertimbangkan elektabilitas Aburizal Bakrie, calon presiden yang diusung Golkar, yang hanya 10,9 persen. Sedangkan pemenang konvensi Demokrat, yakni Dahlan Iskan, hanya mengantongi angka elektabilitas 2 persen saja.

"Jika pasangan dari Partai Golkar dan Partai Demokrat dipertarungkan dengan Prabowo dan Jokowi, belum bisa terbukti angka segitu bisa menang. Tidak ada dalam sejarah suara 10 persen bisa mengalahkan suara, misalnya, PDIP dan partai koalisinya yang bisa mencapai 39 persen," kata Ramadhan. (Baca: Duet Ical-Pramono, Akbar: Elektabilitasnya Rendah)

Ihwal opsi nama lain yang sempat muncul, yakni Sri Sultan Hamengku Buwono X, Demokrat akan menyambut senang jika ia dicalonkan. Menurut Ramadhan, elektabilitas Sri Sultan mencapai 15 persen berdasarkan hasil survei Lingakaran Survei Indonesia--cukup mumpuni untuk diusung dan bersaing dengan Prabowo dan Jokowi. "Sultan itu juga tidak perlu disurvei karena kenal semua," ujar Ramadhan. (Baca: Sultan Jadi Capres, Golkar: Tak Pernah Dipikirkan)

Hingga saat ini, Golkar dan Demokrat belum memutuskan langkah koalisi mereka. Demokrat masih akan menggelar rapat pimpinan nasional pada Minggu, 18 Mei 2014, untuk menentukan langkah politik itu. Perolehan suara kedua partai dalam pemilihan umum legislatif cukup signifikan, yakni Demokrat sebesar 10,9 persen dan Golkar 16,3 persen. Adapun ketentuan presidential threshold mensyaratkan partai yang mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden hatus memperoleh suara 20 persen atau kursi 20 persen dari 560 kursi di parlemen.


NURUL MAHMUDAH





Terpopuler:
Ahmadiyah Bekasi Dukung Capres Jokowi

Jadi Menteri, Chairul Tanjung Tinggalkan Bisnis

Gaya Komunikasi Wali Kota Surabaya Dikritik

Berita terkait

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

18 Februari 2024

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

Sejak Pemilu 2014 sampai Pemilu 2024, terdapat tiga besar partai politik yang selalu memuncaki pemilihan legislatif (Pileg). Apa saja?

Baca Selengkapnya

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

1 November 2023

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

Jokowi mengundang makan siang 3 capres. Langkah yang sebelumnya pernah dilakukan SBY pada 2014, mengundang buka puasa bersama capres-cawapres.

Baca Selengkapnya

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

7 Agustus 2023

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

Relawan Jokowi yang mendukung Prabowo di Jatim dianggap tak memiliki jejak rekam mendukung Jokowi di Pemilu 2019.

Baca Selengkapnya

PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

27 Juni 2023

PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi alias Awiek menilai kualifikasi diri mantan Panglima TNI Andika Perkasa cocok sebagai ketua pemenangan Ganjar Pranowo

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

24 April 2023

Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

Megawati punya janji terhadap Prabowo sejak 2009, perjanjian Batu Tulis namanya. Begini isi 7 poin perjanjian tersebut.

Baca Selengkapnya

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

13 April 2023

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas

Baca Selengkapnya

4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

5 Maret 2023

4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pagi ini akan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor

Baca Selengkapnya

Menjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik

18 Oktober 2021

Menjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan ada kompleksitas luar biasa yang dihadapi Presiden Jokowi di periode kedua ini.

Baca Selengkapnya