TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, menilai kampanye hitam yang bertubi-tubi menyerangnya merupakan perilaku brutal dan keterlaluan. Joko Widodo yang akrab dengan sapaan Jokowi itu mempertanyakan mengapa kampanye hitam, terutama yang mengabarkan dia meninggal dunia, bisa menyeruak sedemikian luas.
"Kalau sudah seperti itu ya brutal. Saya tidak mengerti, kenapa tidak pakai cara-cara yang cerdas," kata dia setelah siaran di radio Elshinta, Kamis, 8 Mei 2014. (Baca: Jokowi Dianggap Kebal Serangan Kampanye Hitam)
Menurut Jokowi, masih banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk menyerang lawan politik dengan cerdas. Cara itu di antaranya membeberkan track-record seseorang dengan disertai data yang valid. Dengan demikian, tujuan untuk menyerang lawannya tercapai karena masyarakat bisa mengetahui apa saja yang dilakukan seseorang sejak dulu.
Jokowi mengaku tidak punya langkah untuk melawan kampanye hitam yang dilancarkan terhadap dirinya. Namun, Jokowi mengatakan, dirinya hanya akan menunjukkan kinerjanya. (Baca: Kampanye Hitam Jokowi Diiklankan Meninggal)
"Akan lebih bermanfaat kalau saya bekerja saja. Kalau berpikir soal kampanye hitam, percuma. Malah menghabiskan energi," ujar dia.
Jokowi juga tidak perlu merisaukan dampak dari kampanye hitam tersebut terhadap elektabilitasnya. "Tanya saja pada yang melakukan survei," ucap dia.
Kampanye hitam terhadap Jokowi ternyata belum berhenti. Pagi tadi, pengguna jejaring sosial, Twitter dan Facebook, digegerkan oleh sebuah gambar dengan tulisan Jokowi meninggal dunia. (Baca: 1001 Macam Kampanye Hitam untuk Jokowi )
Gambar Jokowi yang disebut meninggal dunia didesain seperti halnya pengumuman dukacita yang biasa muncul di surat kabar. Ukurannya kurang lebih 20 x 20 sentimeter, hitam-putih, dan ada foto Jokowi tersenyum di bagian kiri atas.
Dalam gambar itu, Jokowi ditampilkan sebagai warga Indonesia keturunan Tionghoa beragama Nasrani. Namanya, seusai gelar insinyur, diawali dengan nama baptis Herbertus dan di bawah nama aslinya terdapat nama Mandarin: Oey Hong Liong.
ANANDA TERESIA
Berita Terpopuler:
Bangun Tidur, Bupati Bogor Dicokok KPK
Soal Investasi Asing, Jokowi Tangkis Serangan SBY
Hukum Syariah Aceh Disorot Media Internasional
Kronologi Bupati Bogor Rachmat Yasin Ditangkap KPK
Piala Socrates Award untuk Kota Surabaya Keliru?
Berita terkait
Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?
53 menit lalu
Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Baca SelengkapnyaRespons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club
1 jam lalu
Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi
1 jam lalu
Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?
Baca SelengkapnyaHabiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014
1 jam lalu
Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.
Baca SelengkapnyaJokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024
1 jam lalu
Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.
Baca SelengkapnyaDahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY
2 jam lalu
Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo
2 jam lalu
Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.
Baca SelengkapnyaFakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun
3 jam lalu
Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah
5 jam lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan
Baca SelengkapnyaJokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis
6 jam lalu
Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.
Baca Selengkapnya