Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta: Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan, Ahmad Heryawan, mengatakan kesempatan koalisi dengan Gerakan Indonesia Raya di pemilu presiden lebih besar dibanding dengan Partai Golongan Karya. Alasannya, calon presiden Gerindra Prabowo Subianto tingkatan negosiasinya lebih tinggi dibandingkan Aburizal Bakrie.
"Paling mungkin dengan Gerindra, tapi bisa saja berbeda," kata Aher ketika ditemui di kantor DPP, Ahad, 27 April 2014. Alasannya, surat pemohonan koalisi dari Prabowo lebih tinggi dibandingkan dengan tawaran lisan Aburizal. Namun, ujar dia, keputusan itu bisa saja berubah setelah dibicarakan di rapat Mejelis Syuro. (Baca juga: Hari Ini PKS Bahas Surat Ajakan Koalisi dari Prabowo)
Aher mengatakan mayoritas anggota Majelis Syuro setuju bila koalisi ini dengan tawaran sebagai calon wakil presiden. Majelis Syuro akan membentuk tim untuk negoisasi dengan partai lain terkait dengan platform koalisi dan tokoh yang akan disandingkan.
Ihwal posisi calon wakil presiden yang akan ditawarkan PKS, Aher mengatakan tiga orang pemenang pemilihan raya yang akan disorongkan. Ketiga orang itu adalah Presiden PKS Anis Matta, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, dan Gubernur Jawa Barat yaitu Aher sendiri. (Baca juga: PKS: Koalisi dengan Golkar Belum Final)
"Sebagai prajurit, saya siap bila ditugaskan partai jadi cawapres," katanya. Dia juga akan legowo kalau Anis atau Hidayat yang terpilih. Menurut dia, menentukan kader PKS yang menjadi cawapres itu mudah. "Kami tinggal suit saja," kelakarnya.
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
19 Februari 2024
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.