Jusuf Kalla (kiri) berbincang denganJoko Widodo atau Jokowi (kanan). ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil penelitian Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran menunjukkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjadi duet yang memiliki skor tertinggi dalam implementasi hak asasi manusia. Simulasi dilakukan dengan melihat sembilan indikator yang berkaitan dengan HAM.
"Kami mengolah data berbagai sumber," kata Ketua PSPK Unpad Muradi saat dihubungi, Rabu, 16 April 2014. Beberapa indikator yang dia pakai antara lain rekam jejak calon presiden, pemberitaan di media massa, opini sejumlah lembaga pegiat HAM, ideologi partai pendukung, dan program sebagai calon presiden.
Muradi juga menggunakan indikator lain, seperti komitmen terhadap penuntasan pelanggaran HAM pada masa lalu, penguasaan isu hak asasi manusia, dan hubungan dengan komunitas HAM. Dia meminta masukan dari Human Right Watch dan Imparsial untuk menilai rekam jejak calon presiden. Setiap indikator diberi satu poin jika dianggap memenuhi kriteria.
Selain Jokowi-Jusuf Kalla, Muradi juga mensimulasikan sejumlah pasangan lain. Misalnya, Mahfud Md.-Heryawan, Aburizal Bakrie-Pramono Edhie, Prabowo-Hatta Rajasa, dan Wiranto-Hary Tanoesoedibjo. Muradi mencontohkan Ahmad Heryawan, yang membiarkan sejumlah pelanggaran terhadap isu-isu keagamaan.
Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi
1 jam lalu
Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi
Atas pencapaian hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, dan mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja tertinggi.
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
16 jam lalu
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.