Tamu undangan memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan kamera telepon genggam usai pembukaan perdagangan di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (2/1). Pembukaan perdagangan saham tersebut di buka oleh Wakil Presiden Boediono. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset Recapital Securities Pardomuan Sihombing memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami tekanan akibat hasil quick count tidak sesuai dengan harapan pasar. Hasil quick count menunjukkan PDI Perjuangan harus menggandeng partai lain berkoalisi untuk meloloskan calon presidennya, Joko Widodo.
"Hasil quick count ini di bawah ekspektasi pasar. Pasar mengharapkan PDI Perjuangan bisa mengajukan calon presidennya tanpa koalisi namun ternyata hasil survei berbeda," katanya saat dihubungi, Kamis, 10 April 2014. Melesetnya target PDI Perjuangan akan menjadi sentimen negatif untuk para pelaku pasar.
Dia memperkirakan harga saham akan turun pada kisaran 4.800-4.930. Hasil survei, kata dia, akan direspon pasar dengan melakukan langkah profit taking. Dia memprediksi tekanan hasil survei tersebut akan terjadi selama dua hari ke depan. "Pasar juga akan berubah setelah ada informasi (hasil real count) baru yang masuk nanti," katanya.
Dia mengatakan IHSG sempat mengalami kenaikan akibat amannya penyelenggaraan pemilu legislatif digelar kemarin. Harga saham, kata dia, mengalami penguatan. Penguatan ini sesuai dengan ekspektasi positif terhadap rilis BI rate dan pemilu.
Hasil hitung cepat Lembaga Survey Indonesia menunjukkan PDI Perjuangan memperoleh suara pada pemilihan legislatif sebesar 19,72 persen. Sedangkan pada survei Indikator Politik Indonesia, PDI Perjuangan mencapai suara 18 persen. PDI perjuangan gagal memperoleh ambang batas persentase calon presiden di angka 20 persen. Akibatnya partai berlambang banteng tersebut harus berkoalisi dengan partai lain agar dapat mengajukan calon presidennya.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.