Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyampaikan paparan pada rilis survey tentang Efek Kampanye dan Efek Jokowi di Jakarta (4/4). Penetapan Jokowi menjadi capres meningkatkan suara PDIP daripada efek kampanye karena mampu menarik pemilih yang masih mengambang (swing voters). ANTARA/Wahyu Putro
TEMPO.CO , Jakarta:Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia, Hasto Kristiyanto mengatakan partainya mungkin bisa berkoalisi dengan Golongan Karya dan Nasional Demokrat. Alasannya, hubungan PDI Perjuangan dengan dua partai tersebut cukup harmonis.
"Golkar didirikan oleh Bung Karno," kata Hasto ketika ditemui di kediaman Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Rabu, 9 April 2014. Sementara dengan NasDem, tutur Hasto, hubungan baik karena sering bekerja sama terkait pengawasan pemilihan umum. Namun, ujarnya, PDI Perjuangan pasti akan mendengarkan suara akar rumput tentang perlu atau tidaknya berkoalisi. (Baca: Exit Poll Cyrus Network, PDIP Juara Sementara )
Hasto mengatakan koalisi bisa saja dilakukan di kabinet atau di parlemen. Alasannya, dibutuhkan kerja sama yang solid di parlemen untuk memantapkan posisi presiden. Dia mengatakan koalisi yang dibutuhkan agar dukungan mencapai 50 persen plus satu.
"Tapi tentu saja kesamaan tujuan untuk rakyat yang tetap diutamakan, bukan sekedar bagi-bagi kekuasaan," kata Hasto. Dia mengatakan pintu silahturahmi politik sudah mulai dibuka setelah mengetahui hasil perolehan suara. (Baca: Golkar Buka Peluang Koalisi dengan PDIP)
Terkait calon wakil presiden, Hasto mengatakan Mega pasti menentukan dengan cara musyawarah termasuk meminta pendapat calon presiden, Joko Widodo. Sedangkan bila menang, penentuan kabinet diserahkan kepada Jokowi. Partai berharap Jokowi mampu menempatkan orang yang profesional, dan mumpuni. Andai orang tersebut adalah politikus, ujar Hasto, calon menteri itu benar-benar berkompeten dengan kementerian yang akan dipimpinnya.(Baca: Kata Surya Paloh, Ini Syarat NasDem Berkoalisi)
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
19 Februari 2024
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.
4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang
5 Maret 2023
4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pagi ini akan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor