Iklan Partai Demokrat Paling Tak Disukai, Kenapa?

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 7 April 2014 04:03 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ani Yudhoyono melemparkan bola saat menjadi juru kampanye terbuka di Lapang Tegalega, Bandung, Jawa Barat (30/3). Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan tujuh kabar di depan sekitar para kader, simpatisan dan warga, yaitu soal Pembangunan jalan wilayah selatan Jawa Barat, Pembangunan rel ganda kereta api, Waduk Jatigede, Bandara Kertajati, Universitas Siliwangi Tasikmalaya dan Politeknik Subang, 86,4 juta orang sudah bisa mendapatkan jaminan kesehatan, dan Undang-undang Desa. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan Suara Indonesia mencatat tingkat kesukaan masyarakat pada iklan kampanye partai politik. Menurut survei ini, iklan kampanye Partai Demokrat paling tak disukai masyarakat. (Baca: KPU Minta Pemilik TV Stop Iklan Kampanye)

"Iklan Partai Demokrat menempati posisi pertama dengan 12,1 persen, diikuti Golkar dengan 6,3 persen, Hanura 3,2 persen, PDIP 3 persen dan Nasdem 2,9 persen," kata Direktur Eksekutif JSI Widdi Aswindi, Ahad, 6 April 2014. Sebanyak 59,9 persen responden, menurut Widdi, tak menjawab mana iklan partai yang tak disukai. (Baca: 4 Partai Ini Langgar Aturan Iklan Kampanye)

Adapun iklan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan lebih disukai dibanding iklan yang petinggi partainya berkecimpung di dunia media massa, seperti Golkar, Hanura, dan Nasional Demokrat. Presentase masyarakat yang menyukai iklan PDI Perjuangan sebesar 76,8 persen, sedangkan Golkar hanya 71,5 persen, Hanura 71,8 persen, dan Nasdem 65,6 persen. "Setelah PDIP, iklan partai yang juga disukai adalah iklan Prabowo dan Gerindra dengan 76,3 persen," kata Widdi.

Widi menyatakan, salah satu alasan iklan PDIP disukai karena masyarakat menilai adanya kampanye yang sejalan dengan kinerja partainya. Berdasarkan hasil survei, responden yang setuju adanya kesesuaian iklan dan kinerja PDIP sebanyak 14,8 persen. Golkar menempati urutan kedua dengan 11,6 persen diikuti Gerindra 9,0 persen, dan Hanura 6,4 persen.

Sedangkan iklan yang dinilai tak sesuai dengan kinerja, menurut Widi, Demokrat menempati urutan pertama dengan 19,0 persen. "Mungkin salah Demokrat iklannya dengan Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah tak disukai. Lebih baik kadernya yang lain," katanya.

Menurut Widdi, minat terhadap iklan kampanye PDIP tetap tinggi dan menempati posisi pertama saat JSI meminta responden memilih satu iklan parpol tertentu. Dari 12 ribu responden dalam survei selama 24-30 Maret 2014, tingkat kesukaan iklan PDIP mencapai 16,4 persen yang diikuti Golkar sebesar 14,4 persen, Gerindra 11,9 persen, Hanura 11,5 persen, dan Nasdem 6,1 persen.

JSI menggelar survei dengan teknik multistage random sampling, margin error 2,9 persen, dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. JSI mengklaim dalam surveinya ini PDIP akan memenangkan Pemilihan Umum Legislatif 2014.

FRANSISCO ROSARIANS

Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Lumpur Lapindo


Berita terpopuler:
Ahok: Blusukan ke Masyarakat Tiru Metode Yesus

KPK: Status Rano Karno Tergantung Vonis Wawan

Ditawari Suap, Ahok Diancam Istri

Berita terkait

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

13 April 2023

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas

Baca Selengkapnya

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

7 Oktober 2021

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

Moncernya karier dan tingginya popularitas Ridwan membuat sejumlah partai mendekatinya. Berikut jejak kedekatan Ridwan Kamil dan sejumlah parpol

Baca Selengkapnya

Mengurai Kasus Dokumen Palsu JR Saragih

19 Maret 2018

Mengurai Kasus Dokumen Palsu JR Saragih

Kasus dokumen palsu yang menjerat bakal calon Gubernur Sumatera Utara Jopinus Ramli Saragih atau JR Saragih terus bergulir.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat Siapkan AHY sebagai Pemimpin Baru Setahun Lalu

12 Maret 2018

Partai Demokrat Siapkan AHY sebagai Pemimpin Baru Setahun Lalu

Pada acara puncak Rapimnas Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhono atau AHY mengajak generasi muda bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

AHY Berpidato, Demokrat: Kami Tawarkan AHY sebagai Pemimpin Baru

12 Maret 2018

AHY Berpidato, Demokrat: Kami Tawarkan AHY sebagai Pemimpin Baru

Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan optimistis pidato politik AHY mampu mendorong elektabilitasnya sebagai pemimpin.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Demokrat Akan Diuntungkan Jika Bergabung dengan Jokowi

12 Maret 2018

Pengamat: Demokrat Akan Diuntungkan Jika Bergabung dengan Jokowi

Partai Demokrat menyatakan akan mengusung capres dan cawapres dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Kala AHY Sampaikan Pidato Politik Tanpa Baca Naskah

12 Maret 2018

Kala AHY Sampaikan Pidato Politik Tanpa Baca Naskah

Dalam pidato politiknya, AHY menyatakan kesiapannya menjadi pemimpin muda Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya

AHY: Partai Demokrat Tidak Bisa Jalan Sendiri, Perlu Berkoalisi

11 Maret 2018

AHY: Partai Demokrat Tidak Bisa Jalan Sendiri, Perlu Berkoalisi

AHY menutup Rapimnas Partai Demokrat dengan pidato politik. Namun AHY tidak gamblang menyebut calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung.

Baca Selengkapnya

SBY Geram Kadernya Mangkir di Rapimnas Demokrat

11 Maret 2018

SBY Geram Kadernya Mangkir di Rapimnas Demokrat

Ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY sempat geram saat diskusi di Rapimnas. SBY geram karena ada yang tak hadir.

Baca Selengkapnya