Pakar Etika Politik STF Diyarkara, Franz Magnis Suseno. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Rohaniwan Franz Magnis Suseno menyindir masyarakat Indonesia yang tidak menggunakan hak pilihnya alias masuk golongan putih (golput). Menurut Franz, golput merupakan senjata yang digunakan di era Orde Baru. (Baca:Efek Jokowi, Suara Golput Bakal Berkurang?)
"Kalau era demokrasi sekarang sudah beda," kata Franz di hadapan peserta seminar "Kepemimpinan Nasional dan Moralitas" di Katedral Mesias, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu, 5 April 2014.
"Bahkan di era Orde Baru saya memilih," ujarnya. "Karena saya cinta tiga partai yang ada, saya pilih semuanya."
Direktur Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara ini menuturkan suhu politik saat itu mengharuskan masyarakat masuk golput sebagai bentuk perlawanan. Dalam soal pergerakan bangsa, menurut dia, menjadi golput pada saat ini malah merugikan. (Baca: Ahok Sudah Tidak Bisa Golput)
Sebab, dia meneruskan, nasib bangsa ini, "Mau tidak mau ditentukan dari politikus yang harus dipilih dalam pemilu." Hanya, dia mengaku bahwa memang tidak ada politikus yang bersih. Namun Franz tetap optimistis bahwa di antara yang terburuk itu ada yang terbaik. itu sebabnya dia menekankan: warga negara Indonesia harus menggunakan hak pilih. (Baca:65 Persen Pemilih Tak Terikat Partai Politik )
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
19 Februari 2024
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.
4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang
5 Maret 2023
4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pagi ini akan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor