SBY Diminta Tindak Lanjuti Ancaman Fisik Capres  

Reporter

Editor

Hari prasetyo

Jumat, 4 April 2014 05:15 WIB

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyalami pengunjuk rasa dari Aliansi Warga Jakarta ketika melakukan aksi di depan Balaikota, Jakarta (1/4). Dalam aksinya mereka mendukung pencalonan Jokowi maju menjadi capres. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, menegaskan pemerintah harus menindaklanjuti pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenai ancaman fisik terhadap calon presiden tertentu.

"Saya ingin menggarisbawahi soal pernyataan Presiden SBY soal ancaman fisik terhadap capres tertentu. Saya kira itu sebuah pernyataan yang harus ditindaklanjuti dengan langkah yang nyata, khususnya dalam memberikan jaminan keamanan dan keselamatan pada capres," kata Jokowi--sapaan akrab Joko Widodo--saat peluncuran Media Center Pemenangan Jokowi di Menteng, Kamis, 3 April 2014.

Jokowi menilai pernyataan Presiden SBY tersebut memiliki dasar yang kuat sehingga harus ditindaklanjuti. Sebelumnya SBY mengatakan tidak mungkin ancaman keamanan tersebut tidak berdasar dan hanya bertujuan untuk memicu spekulasi. "Saya kira kalau yang menyampaikan itu adalah presiden pasti punya data dan sumber info yang kuat. Oleh sebab itu, perlu ditindaklanjuti dengan langkah nyata," kata Jokowi.

Gubernur DKI Jakarta ini menyatakan sejauh ini belum menerima ancaman fisik seperti yang dilontarkan Presiden SBY. Menurut Jokowi, ancaman yang dilontarkan SBY kali ini berbeda konteks dengan ancaman yang pernah ia terima terdahulu, seperti ban mobil yang disilet ataupun perahu yang hampir meledak dan terbakar. "Sampai saat ini belum ada ancaman yang berkaitan dengan proses pemilu. Selama proses pemilu, semoga tidak ada," kata Jokowi.

Anggota Tim Pemenangan Jokowi, Andi Widjajanto, menyatakan pihaknya sejauh ini belum mendeteksi adanya ancaman bagi Jokowi. Menurut dia, selama kampanye, Jokowi masih leluasa bergerak ke daerah-daerah di seluruh Indonesia. PDIP dan Jokowi meminta penjelasan lebih terbuka mengenai ancaman yang dimaksud SBY. Menurut dia, penjelasan mengenai hal itu akan menjamin keamanan bagi capres-capres yang bertarung dalam pemilu.

"Kami minta penjelasan yang lebih elaboratif soal ancaman seperti apa. Jadi, kami dan capres-capres lain mengetahui bentuk ancamannya. Info dari intelijen, kan, dibahas tertutup. Ketika dibuka ke publik, maka presiden harus melakukan langkah-langkah biar capres aman dan rakyat juga tidak dibuat genting," kata Andi.

ANANDA TERESIA





Berita Terpopuler
Sering Marah-marah, Berapa Tensi Ahok?

Begini Cara Ahli Jerman Cuci Monas

Ahok: Setelah 22 Tahun, Akhirnya Monas Dibersihkan

Berita terkait

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

11 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

13 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

14 jam lalu

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

Pengesahan RUU DKJ ditandatangani Presiden Jokowi di Jakarta 25 April 2024 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal yang sama oleh Mensesneg.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

14 jam lalu

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

Demonstrasi memperingati Hari Buruh itu membawa dua tuntutan. Salah satunya tuntutan mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

15 jam lalu

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

Jokowi dan Prabowo mengucapkan selamat Hari Buruh. Berikut harapan Presiden dan Presiden terpilih 2024-2029 itu.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

21 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

22 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

23 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

1 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya