Gara-gara Jokowi-Ahok, Prabowo Hampir Dipenjara  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 2 April 2014 13:05 WIB

Pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kiri) dan Basuki T Purnama, bersama Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah), usai mendaftar di KPUD Jakarta (19/03). Keduanya di calonkan oleh partai PDI Perjuangan dan Partai Gerakan Indonesia (Gerindra). TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mengatakan Prabowo Subianto memang menggelontorkan duit sekitar Rp 60 miliar dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 2012. Namun duit itu tak diserahkan langsung kepada pasangan Joko WidodoBasuki Tjahaja Purnama yang disokong Prabowo. "Itu di luar dari yang dikeluarkan langsung oleh Jokowi-Ahok,” kata Suhardi saat dihubungi Tempo, Rabu, 2 April 2014.

Suhardi mengaku ongkos untuk memenangkan Jokowi-Ahok saat itu belasan miliar rupiah. Namun ada biaya lain yang diurus oleh Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto selaku pengusung Ahok. Salah satunya adalah biaya iklan kampanye yang mencapai Rp 60 miliar. “Itu Pak Prabowo sampai hampir dipenjara gara-gara dianggap melanggar batas waktu kampanye Pilgub DKI Jakarta,” kata Suhardi. (Baca: Alasan Prabowo Pasang Iklan Jokowi)

Ketika itu, Panitia Pengawas Pemilu DKI Jakarta menyatakan iklan dukungan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) kepada Jokowi-Ahok melanggar aturan kampanye lantaran dikeluarkan di luar jadwal. “Kami telah putuskan dalam rapat pleno bahwa APPSI dinyatakan bersalah dan melanggar tindak pidana pilkada. Mereka melanggar (aturan) kampanye Pasal 116 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah,” ujar Ketua Panwaslu DKI, Ramdansyah, di Jakarta, Rabu, 12 September 2012. (Baca: Panwaslu: Iklan Televisi Jokowi Masuk Pelanggaran)

Dalam pasal itu disebutkan bahwa siapa pun yang dengan sengaja melakukan kampanye di luar jadwal yang sudah ditetapkan KPU akan dikenai sanksi pidana kurungan paling sedikit 15 hari dan maksimal sebulan dengan denda paling sedikit Rp 100 ribu dan maksimal Rp 1 juta. (Baca: Semua Calon Gubernur DKI Langgar Aturan Kampanye)

Namun demikian, Suhardi menjelaskan, iklan tersebut bukanlah iklan murni Gerindra. Sebab, kata dia, di iklan itu terpampang wajah Jokowi-Ahok. “Maksudnya untuk mengangkat Jokowi-Ahok, bukan Gerindra dan Prabowo. Tinggal diinterpretasikan, bagaimana kalau tak ada gambar Jokowi-Ahok,” kata Suhardi.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah adanya bantuan Rp 60 miliar dari Prabowo Subianto kepada dirinya dan Jokowi sewaktu mengikuti pemilihan kepala daerah Jakarta. "Mana ada segitu," katanya di Balai Kota, Selasa, 1 April 2014. (Baca: Kata Ahok Soal Sumbangan Rp 60 M Prabowo di Pilgub)

KHAIRUL ANAM | NINIS CHAIRUNNISA

Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Lumpur Lapindo

Berita terpopuler lainnya:
Kata Ahok Soal Sumbangan Rp 60 M Prabowo di Pilgub
Temui Demonstran, Jokowi: Biar Cepat Pulang
Ini Caleg dan Capres Ideal Versi KPK

Berita terkait

Riza Patria Minta Maaf Kursi DPR Gerindra Berkurang Lima di Jakarta

2 hari lalu

Riza Patria Minta Maaf Kursi DPR Gerindra Berkurang Lima di Jakarta

Kursi anggota DPR Gerindra Jakarta berkurang dari 19 menjadi 14 kursi.

Baca Selengkapnya

5 Dosa Politik Taufik pada Prabowo Subianto dan Partai Gerindra

8 Juni 2022

5 Dosa Politik Taufik pada Prabowo Subianto dan Partai Gerindra

Politikus senior M Taufik dipecat dari Gerindra karena dinilai telah membuat dosa politik dan pembangkangan pada partai dan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Gerindra Berkukuh Dorong Prabowo Nyapres Lagi di Pilpres 2024

8 Juni 2022

Gerindra Berkukuh Dorong Prabowo Nyapres Lagi di Pilpres 2024

Politisi Partai Gerindra menegaskan partainya tetap kukuh mendorong Ketua Umum Prabowo Subianto maju kembali sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Riza Patria Akan Patuh Keputusan DPP Gerindra Soal Pemecatan Taufik

8 Juni 2022

Riza Patria Akan Patuh Keputusan DPP Gerindra Soal Pemecatan Taufik

Pemecatan resmi Muhammad Taufik bakal ditentukan DPP Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Taufik Akan Pindah ke Partai Berideologi Nasionalis setelah Dipecat Gerindra

7 Juni 2022

Taufik Akan Pindah ke Partai Berideologi Nasionalis setelah Dipecat Gerindra

Politikus senior Gerindra Muhammad Taufik mengatakan jika harus bergeser, maka akan mencari partai yang nasionalis.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jakarta: Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi, Belum Diputuskan

7 Juni 2022

Gerindra Jakarta: Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi, Belum Diputuskan

Ahmad Riza Patria mengungkapkan, pemecatan M Taufik dari partai barurekomendasi dari Majelis Kehormatan Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Taufik, Akan Mundur dari Gerindra Demi Anies Baswedan Jadi Capres

2 Juni 2022

Kontroversi Taufik, Akan Mundur dari Gerindra Demi Anies Baswedan Jadi Capres

Politikus senior Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik akan mundur dari partainya demi bisa mendukung Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Hadiri Pelantikan Penggantinya, Taufik Gerindra: Enggak Ada yang Istimewa

2 Juni 2022

Hadiri Pelantikan Penggantinya, Taufik Gerindra: Enggak Ada yang Istimewa

Mohamad Taufik dari Partai Gerindra menyatakan penggantiannya dari kursi Wakil Ketua DPRD DKI sebagai hal biasa.

Baca Selengkapnya

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya