TEMPO.CO, Yogyakarta - Kegiatan konvoi kendaraan selama masa kampanye terbuka di wilayah Kota Yogyakarta sekitar dua pekan terakhir turut meningkatkan polusi. "Terutama kampung yang berdekatan dengan jalanan, paling terimbas," kata Kepala Subbidang Pemulihan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta Piter Lawoasal, Jumat, 28 Maret 2014.
Dari survei ke sejumlah kawasan, polusi di sejumlah kampung meningkat. Sejumlah kampung yang berdekatan dengan jalanan yang sering dilalui konvoi seperti kawasan Giwangan, Terban, Keraton, dan Gondomanan. (Baca: Tujuh Partai Politik akan Dikenai Sanksi).
Untuk tingkat kebisingan suara, Piter menjelaskan, standar normal ambang batas yang dipersyaratkan sebesar 65 desibell (DB). Setelah konvoi, meningkat menjadi 95 DB. Menurut Piter, sebabnya adalah kebanyakan peserta konvoi memodifikasi saluran buangan kendaraannya (knalpot) hingga menimbulkan suara keras.
"Untuk orang dewasa mungkin tak masalah, tapi bagi anak-anak, khususnya bayi, kenaikan tingkat kebisingan ini masalah serius," kata Piter. Dampak yang bisa paling gampang mendera anak akibat naiknya ambang kebisingan itu adalah kondisi emosi anak. (Baca: Sultan HB X Kecam Massa PDIP yang Macetkan Jalan).
BLH sempat mengukur misalnya di kawasan Terban dan Gondomanan. Dengan jarak panjang konvoi sekitar 500 meter, pencemaran udara langsung meningkat melebihi ambang batas normal. Dari normal ambang 30 miugram per meterkubik melonjak menjadi 38 miugram per meter kubik. "Akibat gas karbon monoksida kendaraan yang dilepaskan secara masif dan bersama-sama," kata Piter.
Gas beracun ini biasanya memang bertahan tak lama di area konvoi. Sekitar setengah hingga satu jam baru menguap tertiup angin. Namun, dalam waktu pendek tersebut, lepasannya dinilai berbahaya bagi kesehatan orang yang jaraknya terlalu dekat dengan sumber polusi. "Oksigen yang terampas oleh karbon monoksida sangat besar," kata Piter.
Piter merekomendasikan peserta konvoi menggunakan masker. Sedangkan untuk warga khususnya yang menonton konvoi diharap mengambil jarak aman atau lokasi yang banyak memproduksi oksigen. "Seperti menonton di bawah pohon," katanya.
Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kota Yogyakarta Agus Triyatno mengatakan pelanggaran kampanye seperti membuat knalpot blombongan merupakan ranah kepolisian, pihaknya tak dapat menindak. "Itu masuk kategori pelanggaran lalu lintas. Kami hanya bisa mencatat pelanggarannya dan menyerahkan kepada KPU serta kepolisian," kata Agus (Baca: KPU Hapus Zona Kampanye di Jawa Barat ).
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terpopuler
Inikah Rute MH370 Sebelum Menghilang?
Kenapa Asuransi Warga Amerika di MH370 Lebih Besar
Aburizal Bakrie Berkukuh Lapindo Tidak Bersalah
Berita terkait
Angka Keramat Nawacita
28 April 2015
Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.
Baca SelengkapnyaPemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya
17 Desember 2014
Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaObor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi
5 Agustus 2014
Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut
Baca SelengkapnyaAhok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal
9 Juli 2014
Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.
Baca SelengkapnyaRibuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi
8 Juli 2014
Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat
6 Juli 2014
Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.
Baca SelengkapnyaHatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura
5 Juli 2014
Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.
Baca SelengkapnyaPendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin
5 Juli 2014
Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.
Baca SelengkapnyaTabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis
5 Juli 2014
Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.
Baca SelengkapnyaKampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret
5 Juli 2014
Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.
Baca Selengkapnya