TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Pengawas Pemilu Muhammad mengancam mengajukan rekomendasi pencoretan sisa jadwal kampanye Partai Keadilan Sejahtera. Musababnya, kata dia, PKS selalu melibatkan anak di bawah umur dalam setiap kampanye. Padahal keterlibatan anak-anak dalam kampanye tegas dilarang oleh undang-undang.
"Bawaslu merekomendasikan KPU agar melarang kampanye PKS," kata Muhammad di kantornya, Kamis, 20 Maret 2014. "Mudah-mudahan KPU menegakkan rekomendasi Bawaslu." Aturan ini, kata dia, sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 25 Tahun 2013.
Kalau sudah dikenai sanksi, kata dia, suatu partai politik dilarang berkampanye untuk sementara waktu. "Bukan seluruhnya," katanya. Andai partai peserta pemilu sudah diperingatkan tapi membandel, kata dia, Bawaslu bisa merekomendasikan penghapusan jadwal kampanye partai tersebut.
Bawaslu, kata dia, sudah memperingatkan setiap partai agar tak melibatkan anak kecil dalam kampanye. Dia mendengar bahwa ada partai yang sudah tertib dan tak melibatkan anak-anak dalam kampanye setelah disorot. "Namun, menurut pengawas di lapangan, PKS masih saja terkesan memobilisasi anak kecil dalam kampanye."
Kemarin, Komisi Perlindungan Anak Indonesia melaporkan Partai Keadilan Sejahtera sebagai partai yang paling banyak mengikutsertakan anak dalam kampanye. Ketua KPAI Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun dari masyarakat dan investigasi, ada 14 pelanggaran yang dilakukan PKS selama tiga hari berkampanye sejak Ahad lalu.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Topik terhangat:
Kampanye 2014 | Jokowi Nyapres | Malaysia Airlines | Pemilu 2014 | Kasus Century
Berita terpopuler lainnya:
Facebook Buka Kantor di Indonesia
Subsidi Membengkak, Hatta: RFID Omong Doang!
Malaysia Airlines H370 'Sembunyi' di Balik Pesawat Lain?
Berita terkait
Elite Koalisi Perubahan Pengusung Anies Baswedan Berkumpul di Pulau, Apa yang Dibahas?
31 Mei 2023
Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres berkumpul di pulau pada pekan lalu. Apa saja yang dibahas?
Baca SelengkapnyaPSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara
23 Mei 2023
Bendahara Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Depok Ade Supriyatna menilai semua pihak boleh melempar sosok tokoh dan mengusulkan kandidat Wali Kota Depok pada Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaKala Anies Baswedan Ungkit Dukungan PKS Saat Jabat Gubernur DKI Jakarta
24 Februari 2023
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan untuk menjadi bakal Capres 2024.
Baca SelengkapnyaMeski Dikecam, Legislator PKS Ngotot Ingin Bikin Ranperda LGBT di Medan
11 Januari 2023
Legislator asal PKS meyakini dari delapan fraksi di DPRD Kota Medan pasti terdapat yang mewacanakan Ranperda Kota Medan, terutama perilaku LGBT.
Baca SelengkapnyaRidwan Saidi Meninggal, Anis Matta: Terima Kasih Atas Usahamu Menjaga Demokrasi Kita
25 Desember 2022
Budayawan Betawi Ridwan Saidi tutup usia hari ini, Minggu, 25 Desember 2022.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Bersiap Hadapi Urusan Berikutnya usai Lengser dari Balai Kota
21 Agustus 2022
"Kalau sudah selesai satu urusan, kita bersiap dengan urusan yang berikutnya," kata Anies Baswedan sambil mengutip Surat Al-Insyirah ayat 7
Baca SelengkapnyaJabatannya Habis Oktober 2022, Anies Baswedan: Insya Allah Tetap Ada di Jakarta
21 Agustus 2022
Anies Baswedan mengatakan meski tugasnya sebagai gubernur DKI Jakarta selesai Oktober mendatang ia tidak akan meninggalkan Jakarta
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan: Selesai Oktober Istirahat Dulu Baru Kerja Lagi yang Berikutnya
21 Agustus 2022
"Setelah selesai Oktober tuntas di Jakarta, besoknya ke mana habis itu?" tanya Anies Baswedan yang dijawab kader PKS dengan teriakan 'Presiden'.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Hadiri Acara Jalan Sehat PKS, Sorakan Presiden Menggema
21 Agustus 2022
PKS bakal memilih calon presiden dan wakil presiden yang memiliki karakter nasionalis-religius. Anies Baswedan masuk daftar
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Ubah Rumah Sakit Jadi Rumah Sehat, PKS: Puskesmas Bukan Pusat Kesakitan Masyarakat
5 Agustus 2022
PKS memuji Anies Baswedan yang mengubah nama rumah sakit jadi rumah sehat dengan mengatakan Puskesmas bukan Pusat Kesakitan Masyarakat.
Baca Selengkapnya