ICW Temukan Caleg Suap Penyelenggara Pemilu  

Reporter

Kamis, 20 Maret 2014 15:22 WIB

TEMPO/Imam Yunni

TEMPO.CO, Malang - Indonesia Corruption Watch (ICW) mewaspadai perilaku koruptif penyelenggara pemilu menjelang pemungutan suara 5 April 2014. Riset ICW menunjukkan calon legislator dan tim sukses menyuap penyelenggara pemilu, mulai Panitia Pemilihan Kecamatan, Komisi Pemilihan Umum, dan Panitia Pengawas Pemilu.

"Nilainya bisa sampai jutaan rupiah," kata koordinator Malang Corruptin Watch (MCW), Ade Irawan, dalam diskusi Pengawasan dan Tolak Politik Uang yang digelar MCW di Malang, Rabu, 20 Maret 2014. Suap dilakukan untuk memanipulasi suara saat rekapitulasi, mulai di tingkat PPK hingga KPU. Dalam riset, anggota PPK dan tim sukses mengaku menyuap karena pengawasan dalam proses rekapitulasi longgar.

Berbeda saat pemungutan suara, saksi dari masing-masing partai dan pengawas independen mengamati seluruh proses. Mereka mengawasi dan melaporkan jika terjadi pelanggaran. Namun, saat rekapitulasi, proses pengawasan tak serinci dan cermat seperti saat pemungutan suara.

Selain untuk memanipulasi suara, baik memperbesar suara maupun memperkecil suara lawan, suap juga dilakukan agar tidak dicurangi calon legislator lain. Selain itu, para calon legislator juga berharap bisa merebut suara untuk meraih kursi yang diincarnya.

Survei dilakukan di 15 provinsi, antara lain Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara. Survei juga mendapati suap yang dilakukan tim sukses kepada penyelenggara pemilu merupakan bagian dari korupsi pemilu. Namun, dalam prakteknya, suap dalam pemilu dikategorikan sebagai pidana pemilu yang ditangani Gabungan Penegakan Hukum Terpadu (Gakumdu).

"Masa penanganan, pembuktian terbatas, sehingga sering lolos melewati waktu yang ditentukan." Untuk itu, MCW meminta agar suap dalam proses pemilu dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi yang ditangani tanpa harus ada batasan waktu dalam pemilu.

Ketua KPU Kota Malang Hendry menjamin penyelenggara pemilu bebas dari segala praktek kecurangan, menjunjung profesionalisme, dan menjamin independensi. "KPU dijamin tak main mata. Jika perlu, awasi kinerja kami."

EKO WIDIANTO

Topik terhangat:
Kampanye 2014 | Jokowi Nyapres | Malaysia Airlines | Pemilu 2014 | Kasus Century


Berita terpopuler lainnya:
Ketua KPK: Hedonis, Nurhadi Dekat dengan Korupsi
Subsidi Membengkak, Hatta: RFID Omong Doang!
Ini Spesifikasi Samsung Galaxy S5 di Indonesia
Bali, Obyek Wisata yang Paling Disukai Warga Rusia

Berita terkait

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

6 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

16 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

19 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

21 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

24 hari lalu

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?

Baca Selengkapnya

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

24 hari lalu

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut adanya kemungkinan KPK dan Ombudsman akan digabung.

Baca Selengkapnya

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

25 hari lalu

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

ICW meminta Kejaksaan Agung tak hanya mengejar pelaku secara personal, tapi korporasi dalam kasus korupsi di kawasan IUP PT Timah.

Baca Selengkapnya

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

26 hari lalu

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

Wakil Ketua KPK mengatakan, hanya orang-orang yang sial saja yang terkena OTT

Baca Selengkapnya

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

26 hari lalu

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

31 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya