Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kiri) bersama Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar Akbar Tanjung, sebelum mengikuti rapat Koordinasi dan Konsultasi DPP PG dengan Dewan Pertimbangan DPP PG, di Gedung DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa, 8 Mei 2012. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO,Jakarta - Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golongan Karya Indra Jaya Piliang menganggap wajar andai ada lebih dari satu tokoh Golkar yang bertarung dalam pemilihan umum presiden. Indra menilai Akbar Tandjung, yang membuka diri untuk dilamar sebagai calon wakil presiden, selevel dengan Jusuf Kalla pada Pemilihan Umum 2009.
"Level mereka sudah tokoh bangsa. Golkar akan menghibahkan tokohnya lantaran Indonesia masih mengalami krisis kepemimpinan," kata Indra saat dihubungi Tempo, Kamis, 13 Maret 2014.
Ia menampik anggapan Golkar selalu memainkan double-track strategy. Menurut dia, memang ada kader Golkar yang menyuarakan calon wakil presiden dari partai lain. "Tak ada identitas final dalam dunia politik," katanya. Ia menolak jika perilaku kader Golkar disebut sebagai strategi semata untuk meraih kekuasaan. "Itu biasa saja. Hanya dinamika politik."
Sebelumnya, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan ada pola kecenderungan Partai Golkar tak akan mengeluarkan calon tunggal dalam pemilihan umum presiden tahun ini. Sejak Pemilu 2004, kata dia, elite Golkar tak seiya sekata mendukung calon mereka meski sudah melalui konvensi atau rapat pimpinan."Partai Golkar ini isinya political animal. Golkar tak bisa jauh dari kekuasaan," kata Burhan.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.