Skenario Capres: Jokowi Menang jika Pasangannya JK  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Kamis, 13 Maret 2014 11:02 WIB

Gubernur Jakarta Jokowi, bersama Walikota Tangerang Arief Wismansyah, Wakil Gubernur Banten Rano Karno, dan Bupati Tangerang Zaki Iskandar saat mengadakan pertemuan membahas Sungai Cisadane di Pintu Air 10, Tangerang, Banten, (25/1). TEMPO/Marifka Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga survei Indo Barometer menyatakan paket calon presiden dan calon wakil presiden yang paling berpeluang menang dalam Pemilu 2014 adalah duet Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan mantan wakil presiden Jusuf Kalla.

Dalam hasil survei Indo Barometer dan Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia itu, kedua calon memiliki elektabilitas tertinggi. "Masyarakat melihat orang yang paling bisa mendampingi dan menutupi kelemahan Jokowi adalah JK," kata Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI Hamdi Muluk di Jakarta, Rabu, 12 Maret 2014.

Indo Barometer dan Laboratorium Psikologi melakukan survei di 33 provinsi dengan melibatkan 1.200 responden pada 14-25 Februari 2014. Survei dengan metode multistage random sampling ini dilakukan dengan wawancara tatap muka secara langsung dan menggunakan sistem tanya-jawab. (Baca: PDIP Ingin Jokowi Didampingi Cawapres yang Tegas).

Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan, pada simulasi empat pasangan capres dan cawapres, Jokowi-JK paling unggul dengan elektabilitas 36 persen, disusul Prabowo Subianto-Hatta Rajasa 17,6 persen, Aburizal Bakrie-Muhaimin Iskandar 12,6 persen, dan Wiraranto-Hary Tanoe 10,1 persen. (Baca: Tanggal Berapa Capres Jokowi Dideklarasikan?).

Begitu juga, kata Qodari, bila simulasi dikerucutkan pada tiga calon presiden dan wakil presiden, Jokowi-JK unggul dengan elektabilitas 37,9 persen, Prabowo-Hatta 20,8 persen, serta Aburizal-Muhaimin 12,9 persen. (Baca: Jokowi Diidolakan dalam Rembug 1.000 Desa).

Elektabilitas Jokowi menurun bila menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, pada simulasi empat paket. Tingkat keterpilihan duet ini hanya 23,3 persen. Pasangan ini berada di bawah Prabowo-Hatta dengan elektabilitas 24,1 persen.

Qodari mengatakan tingkat keterpilihan Jokowi juga tertinggi bila diduetkan dengan Hatta, Puan Maharani, dan Prananda Prabowo. Namun duet dengan ketiga tokoh itu posisinya tetap di bawah duet Jokowi-JK. Ia merincikan duet Jokowi-Hatta mencapai 34,3 persen, duet Jokowi-Puan 35 persen, dan duet Jokowi-Prananda 33,7 persen. (Baca: Deklarasi Pencapresan Jokowi 20 Maret?).

TRI SUHARMAN

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

8 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

9 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

9 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

11 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

11 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

12 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

16 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

17 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

18 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

18 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya