Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama Kader PDIP Joko Widodo (Jokowi) (kanan) dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani usai menutup Rakernas PDIP di Ancol, Jakarta, (8/9). TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mengatakan, Ketua Umum partainya, Megawati Soekarnoputri, melarang kader ikut-ikutan berbicara soal pendeklarasian calon presiden dari partai ini. "Ibu pesan kami bersabar, tidak boleh main dengan gendang yang ditabuh orang lain," kata Hendrawan saat dihubungi pada Rabu, 12 Maret 2014.
Menurut Hendrawan, pesan itu disampaikan Mega dalam rapat koordinasi pemenangan pemilu, di Solo. Jawa Tengah, Sabtu pekan lalu. Saat itu, Mega juga didampingi oleh Ketua Fraksi PDIP Puan Maharani serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Selama di Solo, Hendrawan mengaku selalu mendampingi Mega. (Baca: Deklarasi Jokowi Capres Maret Ini?).
Larangan menabuh gendang yang dimaksudkan Mega, kata Hendrawan, adalah larangan turut mewacanakan soal deklarasi calon presiden partai. Sesuai dengan kesepakatan Rapimnas, dia menyebutkan, PDIP bersepakat pengumuman capres sepenuhnya menjadi kewenangan Ketua Umum. "Jadi sekarang soal capres kami serahkan sepenuhnya pada intuisi politik Ketua Umum."
Hingga kini, Hendrawan menambahkan, Mega meminta kader berfokus pada pemenangan pemilihan legislatif yang akan berlanngsung pada 9 April mendatang. Sedangkan soal capres akan diumumkan Mega dalam waktu dekat. Hendrawan mengatakan mayoritas kader menginginkan pengumuman dan deklarasi capres digelar sebelum pemilu legislatif.
Sumber Tempo di internal partai berlambang banteng ini menjelaskan, saat ini masih ada perbedaan pandangan mengenai penentuan waktu deklarasi Jokowi. Ada yang berpandangan deklarasi dilakukan sebelum masa kampanye rapat akbar.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.