TEMPO.CO, Klaten - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri memilih diam saat ditanya mengenai kandidat presiden yang akan dicalonkan pada Pemilihan Umum 2014. Megawati juga enggan menjawab saat ditanya kapan PDIP akan mendeklarasikan Joko Widodo sebagai calon presiden.
Megawati benar-benar tak mau menjawab pertanyaan wartawan itu ketika tengah berkunjung ke Klaten, Jawa Tengah, Ahad, 9 Maret 2014. Di kabupaten itu dia bertemu dengan sejumlah kelompok tani dalam acara "Gerakan Perempuan untuk Kedaulatan Pangan". Dalam kunjungan tersebut, Megawati sempat mencicipi aneka hasil produksi pertanian, termasuk nasi tiwul.
Saat hendak meninggalkan tempat pertemuan, sejumlah wartawan mencoba bertanya mengenai kandidat presiden yang akan dicalonkan oleh PDIP. Hanya, Megawati memilih diam sembari melambaikan tangan.
Dia baru bicara saat ditanya kesannya mengenai masakan tradisional berupa nasi tiwul. "Coba sendiri, dong. Sudah pernah makan tiwul belum?" katanya balik bertanya. Setelah itu, dia langsung naik mobil dan meninggalkan lokasi pertemuan dengan rombongannya.
Adapun Ketua DPP PDIP Puan Maharani meminta masyarakat dan para kader bersabar untuk mengetahui calon presiden yang akan diusung oleh PDIP. "Kami juga masih menunggu keputusan dari Ketua Umum," katanya.
AHMAD RAFIQ
Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Berita terpopuler lainnya:
Tersangka Pembunuh Ade Sara Tertawa Saat Diperiksa, Pengacara Bingung
Faisal Basri: Kesalahan Boediono, Mau Jadi Wapres
Ternyata Ahok Bisa Disuap
Ahok: Saya Punya Ambisi Jadi Presiden
Jokowi Maju, Gerindra: Ahok Korban Politik
Berita terkait
Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun
1 jam lalu
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang bertugas sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Keanggotaan OECD, tengah merancang memorandum.
Baca SelengkapnyaJokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta
2 jam lalu
YLKI menilai langkah Presiden Jokowi menghapus pembagian kelas BPJS Kesehatan hanya akan menguntungkan perusahaan asuransi swasta.
Baca SelengkapnyaIndonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?
3 jam lalu
Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis untuk membahas roadmap atau peta jalan menjadi anggota OECD.
Baca SelengkapnyaRekam Jejak Juri Ardiantoro yang Ditunjuk Jokowi Jadi Stafsus Presiden, Selain Grace Natalie
3 jam lalu
Selain Grace Natalie, Jokowi juga menunjuk Juri Ardiantoro sebagai stafsus presiden. Berikut rekam jejak Juri.
Baca SelengkapnyaJokowi Kumpulkan Menteri Membahas Keanggotaan Indonesia di OECD
4 jam lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumpulkan sejumlah menteri untuk membahas proses keanggotaan Indonesia di OECD.
Baca SelengkapnyaJokowi Terima Audiensi Pimpinan Pusat GP Ansor di Istana
4 jam lalu
Presiden Jokowi menerima audiensi pengurus pusat Gerakan Pemuda atau GP Ansor di Istana Negara.
Baca SelengkapnyaPrabowo Sebut Modal Utama Membangun IKN dari Dalam Negeri, Beda Strategi dengan Jokowi?
5 jam lalu
Presiden terpilih Prabowo menilai modal utama untuk memindahkan dan membangun IKN harus dari sumber daya yang ada di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaIni Beda Pelayanan BPJS Kesehatan Versi 3 Kelas dan KRIS
5 jam lalu
Implementasi Kelas Rawat Inap Standar atau KRIS berorientasi pada peningkatan kualitas layanan kelas III pasien BPJS Kesehatan.
Baca Selengkapnya82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi
6 jam lalu
Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.
Baca SelengkapnyaTerpopuler Bisnis: Besaran Iuran BPJS Kesehatan setelah Diganti KRIS, Profil Grace Natalie hingga Lowongan Kerja di Kominfo
8 jam lalu
Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu, 15 Mei 2024 antara lain tentang besaran iuran BPJS Kesehatan setelah diganti sistem KRIS.
Baca Selengkapnya