Loper Koran pun Kepincut Jadi Caleg

Reporter

Minggu, 9 Februari 2014 10:07 WIB

Suratin, penjual koran yang maju menjadi Caleg DPRD Banyuwangi di kios korannya. Tempo/Ika Ningtyas

TEMPO.CO, Banyuwangi - Seorang pria mendatangi lapak Suratin, bertanya tentang tabloid Ototrend. Dengan cepat, perempuan 42 tahun itu menyodorkan satu eksemplar tabloid yang mengupas dunia otomotif tersebut. Sebelum si pembeli berlalu, Suratin memberikan selembar stiker segi empat berwarna biru. "Mohon doa dan dukungannya ya, Mas," kata Suratin dengan senyum merekah kepada pembeli bernama Yusuf itu.

Ada wajah Suratin di stiker tersebut, mengenakan jilbab berwarna senada dengan kertas. Namanya tertulis sebagai calon anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyuwangi dari Partai Nasional Demokrat (NasDem). Ibu satu anak itu berada pada nomor urut sembilan di daerah pemilihan tiga yang meliputi Kecamatan Muncar, Srono, Cluring, dan Tegadlimo.

Sehari-hari Suratin bergelut menjual aneka koran dan tabloid dari lapak mungilnya berukuran 2 x 2,5 meter. Lapak yang dibangun sejak 2002 itu berada di simpang empat Kecamatan Muncar, 30 kilometer selatan Kota Banyuwangi. Selain membuka lapak, Suratin juga merangkap sebagai loper koran pada pagi hari.

Ada sekitar 60 eksemplar koran yang harus ia antar setiap hari ke pelanggan mulai pukul 06.00 hingga 08.00 WIB. Pelanggan korannya bermacam-macam, mulai rumah tangga, sekolah, puskesmas, dan beberapa instansi. Dia manfaatkan juga pekerjaannya itu untuk memperkenalkan diri sebagai caleg. Lembaran stiker tak lupa ia selipkan di setiap koran yang dijualnya.

Duduk sebagai anggota DPRD awalnya bukan cita-cita Suratin. Namun harapannya terbuka setelah mendapat tawaran dari temannya pengurus Partai NasDem. Dia tergiur karena menjadi caleg dari partai milik Surya Paloh itu tak perlu mengeluarkan duit saat mendaftar. "Dalam waktu sehari semalam akhirnya saya putuskan mau jadi caleg," kata perempuan lulusan SMA Negeri Srono, Banyuwangi, itu, Sabtu, 8 Februari 2014.

Suratin sadar betul modalnya pas-pasan, sementara berpolitik membutuhkan biaya. Dia telah mengeluarkan duit sekitar Rp 20 juta. Perinciannya, Rp 10 juta untuk membuat atribut seperti stiker, poster, dan baliho. Sedangkan Rp 10 juta sisanya biaya bagi konstituen, misal memberi rokok, makan, dan membantu biaya berobat calon pemilih yang sakit. Padahal penghasilannya dari jual koran hanya sekitar Rp 3 juta per bulan.

Suratin enggan menyebutkan dari mana dia mendapat modal Rp 20 juta itu. Namun Mujiono, suaminya, bercerita bahwa dia meminjam duit dari saudara dan koperasi. "Rezeki Tuhan selalu ada," kata Mujiono.

Mujiono yang juga loper koran itu mendukung penuh langkah istrinya. Dia aktif mengenalkan dan menyebarkan stiker Suratin saat mengantar 100 koran setiap pagi kepada pelanggan. Saat Suratin menjaga lapak setiap pukul 08.00-16.00 WIB, Mujiono yang berkeliling ke desa-desa.

Selain membagikan stiker, Suratin mencoba cara lebih modern untuk berkampanye yakni melalui media sosial Facebook. Namun tugas berkampanye di ranah dunia maya ini diserahkan kepada anak tunggalnya, Tino Firlangga Gusputra, seorang mahasiswa jurusan informasi dan teknologi di Banyuwangi. "Saya enggak bisa main Facebook," kata Suratin, tertawa.

Perempuan kelahiran Banyuwangi, 3 Juni 1972, itu tergerak menjadi caleg karena melihat kondisi masyarakat di sekitarnya. Setiap hari, kata Suratin, dia bergaul dengan tukang becak, tukang ojek, dan tukang sol sepatu. Dia paham betul dengan nasib kawan-kawannya yang setiap kali mengeluh harga sembako naik. Sedangkan penghasilan mereka cenderung tetap. "Saya ingin mengangkat nasib mereka," kata Suratin, warga Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Muncar.

Dari koran yang ia baca tiap hari, Suratin jadi mengerti bagaimana korupsi sedang melilit bangsa. Namun pemandangan kontras justru diperlihatkan wakil rakyatnya, seperti tidur dalam sidang paripurna, jarang masuk kantor, dan banyak yang tersangkut korupsi. "Kalau lolos, saya ingin kerja sebaik-baiknya dan tidak akan korupsi," begitu komitmen perempuan berambut panjang ini.

Suratin tak banyak memiliki pengalaman berorganisasi. Satu-satunya organisasi yang dia ikuti adalah Paguyuban Putra Nusantara, lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang sosial. Untuk menambah pengetahuan, ia makin gencar membaca seluruh koran dagangannya. "Saya belajar terus setiap hari," katanya optimistis.

IKA NINGTYAS



Berita Lain:
Dwiki: Mungkin 20 Persen Caleg Artis Berkuaitas
Nyaleg, Dwiki Dharmawan Nebeng Popularitas Istri
Meski Takut Cacing, Angel Janji Blusukan ke Sawah
Angel Lelga Rela Jual Hermes Demi Caleg PPP
Jadi Caleg, Angel Lelga 'Dilamar' Suryadharma Ali

Berita terkait

Demokrat Minta Kapolri dan Jaksa Agung Hentikan Kasus Dugaan Politik Uang Kadernya

10 hari lalu

Demokrat Minta Kapolri dan Jaksa Agung Hentikan Kasus Dugaan Politik Uang Kadernya

Salah satu caleg Demokrat dilaporkan atas dugaan politik uang.

Baca Selengkapnya

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

31 hari lalu

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?

Baca Selengkapnya

Deretan Caleg Kritis PDIP yang Gagal Lolos ke Senayan

37 hari lalu

Deretan Caleg Kritis PDIP yang Gagal Lolos ke Senayan

Hasto mengatakan partainya akan pasang badan guna memperjuangkan para caleg kritis PDIP untuk tetap masuk menduduki kursi parlemen.

Baca Selengkapnya

PDIP Siap Pasang Badan soal Suara Caleg Hilang yang Kritik Jokowi

38 hari lalu

PDIP Siap Pasang Badan soal Suara Caleg Hilang yang Kritik Jokowi

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan partainya tidak akan tinggal diam untuk membela caleg yang kehilangan suara dalam Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

PSI Gagal ke Senayan, Ini Respons Kaesang Pangarep dan Nasib 5 Caleg yang Diprediksi Lolos

38 hari lalu

PSI Gagal ke Senayan, Ini Respons Kaesang Pangarep dan Nasib 5 Caleg yang Diprediksi Lolos

PSI belum mampu melampaui ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen di Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

MK Sebut Belum Ada Caleg dan Parpol yang Daftar Gugatan Sengketa Pileg

39 hari lalu

MK Sebut Belum Ada Caleg dan Parpol yang Daftar Gugatan Sengketa Pileg

MK mengungkapkan belum ada caleg dan parpol yang mendaftarkan sengketa hasil Pileg.

Baca Selengkapnya

Caleg PDIP Ikhlas Batal Dilantik jadi Legislator karena Ungguli Suara Ganjar-Mahfud

40 hari lalu

Caleg PDIP Ikhlas Batal Dilantik jadi Legislator karena Ungguli Suara Ganjar-Mahfud

PDIP menerbitkan intruksi pembatalan pelantikan calon legislator yang gagal memenangkan Ganjar-Mahfud di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Caleg Lolos Dapil Neraka DKI II: Once hingga Uya Kuya Kalahkan Masinton dan Eriko Sotarduga

40 hari lalu

Caleg Lolos Dapil Neraka DKI II: Once hingga Uya Kuya Kalahkan Masinton dan Eriko Sotarduga

Penyanyi Once Mekel, berhasil lolos ke DPR RI melalui Dapil DKI Jakarta II mengalahkan caleg petahana seperti Masinton Pasaribu dan Eriko Sotarduga.

Baca Selengkapnya

Sederet Caleg Petahana Gagal Lolos Senayan: Lodewijk F Paulus hingga Masinton Pasaribu

40 hari lalu

Sederet Caleg Petahana Gagal Lolos Senayan: Lodewijk F Paulus hingga Masinton Pasaribu

Sejumlah caleg petahana diprediksi gagal mempertahankan kursinya dalam pemilihan legislatif 2024. Berikut ini di antaranya

Baca Selengkapnya

Kata KPK soal Dugaan Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terima Kue Ulang Tahun dari Caleg PSI

40 hari lalu

Kata KPK soal Dugaan Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terima Kue Ulang Tahun dari Caleg PSI

Ketua KPU Hasyim Asy'ari diduga menerima kue ulang tahun dari caleg PSI menuai respons dari KPK. Begini kata KPK.

Baca Selengkapnya