Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar memberikan sambutan saat acara catatan akhir tahun 2011 dan Haul Gus Dur ke-2 di Jakarta, Kamis (29/12). ANTARA/Prasetyo Utomo
TEMPO.CO, Jakarta - Gambar Abdurrahman Wahidkerap disandingkan dengan foto para calon legislatif dari berbagai partai. Keluarga Gus Dur pun tidak keberatan dengan upaya pendongkrakan suara tersebut.
Menurut Anita Wahid, putri ketiga Gus Dur, semua politisi dengan latar belakang partai apa pun boleh memampangkan foto bapaknya. "Namun tidak untuk Partai Kebangkitan Bangsa milik Muhaimin Iskandar," katanya saat menghadiri Milad Nahdlatul Ulama di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Jakarta Pusat, Jumat, 31 Januari 2014.
Dalam surat wasiatnya, Gus Dur menulis larangan PKB yang dipimpin Muhaimin untuk memakai fotonya. "Sudah ditulis di depan pengacara sebelum Gus Dur wafat," kata Anita. Presiden ke-4 Indonesia tersebut meninggal di Jakarta pada 30 September 2009 di usia 69 tahun. (Baca: Kisah Mistis Penjual Durian di Makam Gus Dur)
Menurut Anita, Keluarga Ciganjur, merujuk pada kediaman Gus Dur, tidak pernah membahas dukungan politiknya di Pemilihan Umum 2014. "Yang pasti, mereka yang memiliki nilai-nilai kesetaraan dan keadilan yang diperjuangkan Gus Dur harus didukung," kata pakar Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia ini. (Baca: Lima Cita-cita Gus Dur versi SBY)
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
19 Februari 2024
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.
