ICW Sebut Saksi Partai Didanai APBN Rawan

Reporter

Editor

Pruwanto

Selasa, 28 Januari 2014 05:23 WIB

Pemilu (Pemilihan Umum) 2014. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO , Jakarta:Pegiat lembaga antikorupsi, Indonesia Corruption Watch, Abudllah Dahlan menililai biaya hidup partai politik tak perlu dibebankan ke negara. Wacana itu dianggap tak relevan menyusul adanya rencana dana saksi partai yang dianggarkan dari APBN. "Ini alokasi anggaran siluman," katanya saat dihubungi, Senin, 27 Januari 2014.

Menurut Abdullah, anggaran ini rawan diselewengkan. Dia melihat ada motif partai politik yang amat kental untuk mencari keuntungan dalam anggaran sebesar Rp 660 miliar itu. "Kesannya dipaksakan harus ada dalam anggaran pemilu," katanya.

Menurut Abdullah, sudah cukup APBN mensubsidi partai tiap tahun berdasarkan perolehan suara mereka pada pemilu sebelumnya. Saat ini, kata Abdullah, negara mensubsidi Rp 108 rupiah per suara kepada partai politi yang duduk di parlemen. "Dana itu saja tak beres pertanggungjawabannya," kata Abdullah.

Pemerintah telah menganggarkan Rp 660 miliar dalam anggaran pengawasan Pemilu sebesar Rp 1,5 triliun. Sebesar Rp 800 miliar dipakai untuk membayar masing-masing dua mitra pengawas Bawaslu di tiap-tiap TPS.

Pegiat Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Ucok Sky Khadafi mengatakan seharusnya subsidi APBN untuk partai tiap tahunnya selama ini cukup buat biaya hidup partai. Sayangnya, kata Ucok, manajemen keuangan partai politik di Indonesia amat buruk.

"Duitnya cuma dikelola dan ditentukan oleh orang-orang tertentu saja," katanya.
Adapun terkait dana saksi pemilu, Ucok yakin duit sebesar Rp 660 miliar rawan bocor saat disalurkan ke para saksi partai. Bahkan, rencana itu sampai kini, kata Ucok, belum jelas mekanisme dan payung hukumnya.

KHAIRUL ANAM

Berita Terpopuler
Ical Berpasangan dengan Titiek Soeharto?

PKS Berencana Mundur dari Bursa Calon Presiden

PKS Soal Jokowi: Populer Enggak Dicalonin, Ngapain ?

Jokowi Diuntungkan Pemberitaan Positif Media

Ditanya Capres, Jokowi: Saya Siapkan Muaranya..

Berita terkait

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

6 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

16 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

19 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

21 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

24 hari lalu

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?

Baca Selengkapnya

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

24 hari lalu

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut adanya kemungkinan KPK dan Ombudsman akan digabung.

Baca Selengkapnya

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

25 hari lalu

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

ICW meminta Kejaksaan Agung tak hanya mengejar pelaku secara personal, tapi korporasi dalam kasus korupsi di kawasan IUP PT Timah.

Baca Selengkapnya

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

26 hari lalu

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

Wakil Ketua KPK mengatakan, hanya orang-orang yang sial saja yang terkena OTT

Baca Selengkapnya

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

27 hari lalu

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

31 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya