Melihat Pembuatan Al Quran Braille dengan Mesin Cetak Tua Braille Thomson

Videografer

Editor

Sabtu, 10 Juni 2017 15:00 WIB

Iklan
image-banner
TEMPO.CO, Bandung: Suara logam beradu dari mesin stereotyper yang mencetak plat logam cetakan huruf Braille dan mesin cetak tua Braille press Thomson yang sudah ada sejak zaman Belanda mengeluarkan suara ritmik yang khas menjadi keseharian di ruang percetakan Al Quran Yayasan Penyantun Wyata Guna (YPWG), Bandung, Jawa Barat, Jumat (9/6). Roda-roda besar mesin cetak antik huruf Braille merk Thomson ini terus berputar dan jadi satu-satunya yang masih berfungsi di dunia dari total enam unit yang pernah dibuat khusus untuk percetakan Braille. Lembaran kertas yang sudah dicetak selanjutnya masuk ke bagian sortir untuk disusun halaman per halaman. Terakhir baru masuk ke bagian penjilidan. Menurut Kepala Unit Percetakan Braille YPWG Ayi Ahmad Hidayat, mereka tengah memproduksi 200 set Al Quran Braille selama bulan Ramadhan ini untuk dikirim ke seluruh Indonesia. Al Quran ini juga telah dikirim ke negara-negara di Timur Tengah, Australia, Amerika, dan sejumlah negara di kawasan Asia. Kelebihan dari Al Quran Braille ini dibanding dengan buatan mesin digital adalah lebih enak dibaca karena jarak antara huruf dan tanda-tanda baca lainnya tidak terlampau rapat hingga mudah diraba dan dimengerti oleh para penyandang tuna netra.Jurnalis Video: Prima MuliaEditor/Narator: Ridian Eka Saputra



MTQ