TEMPO.CO, Jakarta - Saksi dari Komisi Pemilihan Umum membantah keterangan dari Novela Nawipa, saksi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, di Mahkamah Konstitusi. Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi Papua, Beatrick Wanane, mengatakan telah memastikan logistik siap diantar pada 6 Juli lalu, termasuk ke daerah Novela di Kabupaten Paniai, Papua.
"Saya juga ke Paniai. Di sana juga kami siap melakukan pergerakan distribusi logistik," kata Beatrick di depan majelis hakim Mahkamah Konstitusi, Rabu, 13 Agustus 2014. (Baca: Saksi Kubu Prabowo dari Papua Kocok Perut Hakim MK)
Beatrick mengatakan dirinya sendiri yang mendapat mandat untuk memantau distribusi tersebut. Karena itu, ketika proses logistik sudah aman, ia memastikan pada tanggal 9 Juli pemilu dilaksanakan serentak di Kota Papua. Setelah mencoblos, kata dia, tak ada laporan tentang tak terselenggaranya pemilihan umum di Papua.
Keterangan ini bertolak belakang dengan saksi dari Prabowo, Novela Nawipa, yang menyatakan di Paniai tidak dilaksanakan pemungutan suara. "Tak ada pemilu, tak ada bilik suara, tak ada petugas KPPS, tak ada tanda tangan formulir," ujar Novela yang berasal dari Desa Awatubu, Kabupaten Paniai, Papua.
Atas keterangan itu, Betty kembali menegaskan bahwa pernyataan saksi Prabowo itu tidak benar. Menurut dia, Novela memberi keterangan seperti itu sebagai kader Partai Gerindra. "Itu perkataannya sebagai orang di dalam partai. Sebagai penyelenggara, saya punya data pemilu dilaksanakan," katanya. (Baca: Novela Saksi Kocak di MK Ternyata Caleg Gerindra)
Beatrick menuturkan telah mengantongi dokumen perolehan suara bersama laporan Ketua KPU Paniai Ham Nawipa tentang penyelenggaraan pemilu. Kabupaten Paniai, kata Betty, termasuk salah satu dari 16 kabupaten yang melaksanakan pemilu dengan sistem noken.
Ketua KPU Ham Nawipa membenarkan keterangan Betty. Ia memastikan pelaksanaan pemilu di Paniai aman, rekapitulasi dihadiri semua saksi, dan tidak ada keberatan. Pelaksanaan pemilu di Paniai dilakukan menggunakan sistem noken dengan kesepakatan masyarakat di tempat. "Hanya empat TPS yang mencoblos, Enraotani, Satumadi, Madi, dan Aikai, yang lainnya sistem noken," katanya. Ham menuturkan semua telah dicatat dalam berita acara.
Dari hasil pemilu di Paniai, kata Ham, Prabowo meraup 7.662 suara dan Jokowi berhasil mengumpulkan 82.970 suara. Kemudian Ham menegaskan bahwa ada pemilu untuk warga Awabutu, tapi dilaksanakan di tingkat distrik. "Di Awabutu tidak ada pemilu, logistik sudah ditarik kembali ke Distrik Paniai Timur," katanya. Dan, rencana pemilu yang dialihkan ke distrik itu sudah direstui oleh panitia pengawas setempat.
FEBRIANA FIRDAUS
Berita Terpopuler:
Mengapa Pendukung Prabowo Berani Mengancam?
Lima Peran Robin Williams yang Tak Terlupakan
Rute Pendukung ISIS dari Indonesia Menuju Suriah
Sultan Yogya: ISIS Itu Kegagalan Memahami Islam
Chelsea Dapatkan Bek Roma, MU Gigit Jari Lagi